Lihat ke Halaman Asli

Toxic Productivity: Fenomena Senioritas Pada Dunia Kerja

Diperbarui: 21 Maret 2024   10:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam dunia kerja yang kompetitif dan terus berubah, konsep produktivitas menjadi salah satu pilar utama bagi karyawan dan perusahaan.Terlalu fokus pada produktivitas dapat mengarah pada perilaku yang tidak sehat. Fenomena ini dapat terlihat dalam interaksi antara junior dan senior di lingkungan kerja. Artikel ini akan menjelaskan dinamika Toxic Produktivitas antara senior dan junior di tempat kerja serta dampaknya yang merugikan.

Interaksi antara senior dan junior di tempat kerja sering kali menjadi area yang rentan mengalami pergoncangan masalah. Senior seringkali menunjukkan perilaku yang mengedepankan kuantitas daripada kualitas, sementara junior sering merasa terpaksa untuk mengikuti jejak mereka demi mendapatkan pengakuan dan penilaian yang baik.Senior di tempat kerja seringkali memiliki pengaruh yang kuat terhadap budaya perusahaan. Beberapa perilaku tocix yang sering terlihat dari senior seperti, Memberikan tekanan untuk bekerja lembur secara terus-menerus, Mengkritik dan merendahkan junior yang tidak bisa menyelesaikan tugas dengan cepat, dan Memperlihatkan sikap superioritas dan tidak mau mengakui kelebihan dan batasan junior.

Posisi junior seringkali merasa terjebak dalam spiral toxic produktivitas karena dorongan untuk membuktikan diri kepada senior dan perusahaan. Beberapa perilaku yang sering terjadi pada junior seperti Mengabaikan kebutuhan pribadi dan kesehatan untuk memenuhi ekspektasi senior, Merasa cemas dan takut kehilangan pekerjaan jika tidak mencapai target yang ditetapkan oleh senior.

Toxic produktivitas antara senior dan junior tidak hanya merugikan individu, tetapi juga perusahaan secara keseluruhan. Beberapa dampak kerugian, diantaranya:
- Penurunan kesejahteraan fisik dan mental, seperti stres, kelelahan, dan burnout.
- Berkurangnya loyalitas dan motivasi karyawan, yang dapat menyebabkan tingkat turnover yang tinggi.
- Menurunnya kualitas kerja dan produktivitas jangka panjang karena fokus pada kuantitas daripada kualitas.

Fenomena diatas merugikan kesejahteraan individu dan kinerja perusahaan. Dengan mengidentifikasi perilaku toxic produtivitas dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mengatasi masalah tersebut, diharapkan kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan bagi semua orang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline