Lihat ke Halaman Asli

Kehadiran Perfeksionisme yang Tidak Realistis

Diperbarui: 30 Januari 2024   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Perfeksionisme menjadi acuan dalam memotivasi hidup. Membuat seseorang untuk lebih maju dan menghadapi tantangan hingga mencapai tujuan. Tapi tidak sedikit pula seseorang yang menganut perfeksionisme yang tertekan untuk menggapai kesempurnaan. 

Perfeksionisme sendiri memiliki artian bahwa ekspektasi harus sesuai dengan realita kesempurnaan sehingga golongan orang perfeksionis akan menolak adanya kegagalan di dalam hidup. Jenis perfeksionisme yang paling umum terjadi di sekitar kita adalah seseorang yang memaksa standar yang tidak realistis pada diri sendiri dan orang lain.

Orang perfeksionisme sangat menghindari kegagalan. Seseorang yang perfeksionisme akan lebih merasa work jika memiliki validasi dari orang lain dan menghasilkan hasil yang luar biasa pada karyanya. Perfeksionisme memiliki arti lain yaitu menyempurnakan diri.

Seseorang yang perfeksionis cenderung memiliki target yang tidak realistis atau bahkan orang yang perfeksionis akan lebih menyakiti dirinya sendiri. Jika seorang yang perfeksionisme menghadapi kegagalan Itu adalah sebuah bencana. Hal ini termasuk pola pikir yang stagnan atau tidak berkembang.

Jika sifat perfeksionisme sangat lekat dan tidak bisa dijauhkan dari diri sendiri, salah satu caranya adalah rangkul atas ketidaksempurnaan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline