Lihat ke Halaman Asli

Seni Mengeluh Terhadap Ekspresi Diri Atas Ketidakefektifan dalam Self Control

Diperbarui: 30 Januari 2024   11:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Seni mengeluh merupakan ekspresi diri atas ketidakefektipan dalam self control. Lalu bagaimana ciri ciri orang yang sering mengeluh?

Poin utama, Seseorang yang sering merasa bahwa mereka tidak punya kontrol yang besar Atas kejadian yang membuat dirinya merasa buruk. Karena jika seseorang yang memiliki in kontrol atau in charge terhadap kejadian buruk Kemungkinan tidak akan mengeluh. Berbicara mengenai kontrol sebenarnya berhubungan dengan mindset. Jika seseorang mempercayai dirinya tidak mempunyai kontrol atau sesuatu yang terjadi, maka kemungkinan seseorang tersebut tidak akan mengendalikan keadaan.

Seperti mindset stoic, mengenai dikotomi kendali, bahwasanya dunia ada dua yaitu hal yang bisa dikontrol dan hal yang tidak bisa dikontrol. Stoic yaitu menerima bahwa hal buruk pasti terjadi, jadi ketika sesuatu hal yang baru terjadi kita tidak mengeluh.

Kira-kira dampak ngeluh itu baik nggak sih?
Secara general mnegeluh itu tidak serta-merta jelek tergantung dengan konteks. Karena di setiap kehidupan pasti ada hal baik maupun buruk. Dan menurut pendapat pribadi ngeluh itu mostly mengeluhlebih baik di minimalisir. Karena jika kita mengeluh kita menyerahkan kontrol diri terhadap masalah yang dihadapi.

Mengeluh itu mendorong diri untuk memikirkan hal negatif secara terus-menerus. Karena sel-sel di otak kita mengandung neuroplastik serta akan menghasilkan hormon kortisol. Jika mengeluh menjadi kebiasaan, Hal tersebut akan menjadi habbit dalam kehidupan jika mengeluh menjadi kebiasaan

Mengeluh itu hal yang wajar tetapi mengeluh tiap hari bukanlah suatu hal yang wajar. Oleh karena itu untuk lebih Maidfull terhadap diri sendiri. Jauhi overthinking jauhi berpikir negatif untuk kehidupan yang lebih senang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline