Lihat ke Halaman Asli

Performa "Awan Gelap " Menyelimuti Perekonomian Indonesia di Tahun 2023

Diperbarui: 20 Desember 2022   07:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Pribadi

Pertumbuhan ekonomi global yang diikuti oleh turunnya resesi dunia, menyebabkan beberapa negara termasuk Indonesia diprediksi akan mengalami "badai besar" dalam perekonomian. Dengan kata lain Indonesia diprediksi akan mengalami resesi ekonomi di tahun 2023.

Pada pidatonya jokowi mengatakan " tiap hari yang kita dengar selalu berita krisis energi, minyak, gas, hampir semua negara krisis finansial. Penggerakan currency, nilai tukar yang melompat-lompat. Baru saja sehari dua hari ini karena APBN di UK terkena imbas pada semua negara. Kita tahu kalau dilihat dari angkanya kita masih baik dalam nilai tukar, memang melemah minus 7 tapi bandingkan dengan negara-negara lain, terjadi krisis pangan, 340 juta orang di 82 negara menderita kekurangan pangan akut. Dan, 19.700 orang meninggal setiap hari karena kelaparan".

Berdasarkan penjelasan Bapak Presiden diatas, kondisi perekonomian Indonesia dipengaruhi dari tekanan-tekanan ekonomi global akibat perang Rusia-Ukraina dan Pandemic global. Diperoleh data melalui siaran Pers APBN bulan Oktober 2022 :

- Pemulihan ekonomi dilihat dari tingkat PDB

Menurut Bank Indonesia (BI) tingkat PDB memungkinkan terjadi pelambatan sekitar 4,37% karena dampak penetapan moneter domestik. Diperkirakan menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal, Bapak Febrio Kacaribu dalam rapatnya mengatakan "asumsi PDB nominal 2023 meningkat menjadi 21.037,9 Triliun. Pertumbuhan ekonomi itu disepakati oleh pemerintah Indonesia mencapai 5,3% year on year"

- Pemulihan ekonomi dilihat dari tingkat Inflasi

Diperkirakan akan terjadi inflasi sebesar 6,11% untuk akhir 2022 dan 3,61% untuk akhir 2023. Bank Indonesia pun menaikkan suku bunga kebijakan yang bisa dibilang cukup tinggi yaitu sebesar 175 basis poin atau BPS. Dilihat dari datanya tingkat inflasi utama Indonesia mendingin dengan perolehan 5,71% di bulan Oktober. Tetapu, tetap mendekati level tertinggi 7 tahun sebesar 5,95% di tahun September 2022. Tingkat inflasi mencapai 3,6% Year on year. Dan menurut data nota keuangan RAPBN 2023 inflasi lebih tinggi diperkirakan mencapai 3,3%. Berdasarkan data yang tersebar, Indonesia diperkirakan mengalami kegiatan distribusi barang yang relatif terhambat sehingga biaya angkut untuk distribusi barang relatif lebih mahal. Kondisi ini memicu lonjakan inflasi dari barang-barang.

- Pengagguran

Tingkat pengangguran yang signifikan menyebabkan PHK massal diperkirakan terjadi di tahun 2023. Resesi Global mengakibatkan kenaikan pada tingkat suku bunga sehingga terancam terjadi inflasi di Indonesia. Untuk mencegah dampak yang dirasakan oleh masyarakat pemerintah menyediakan BLT dan mendukung kegiatan UMKM. UMKM bisa menjadi salah satu pendorong perekonomian.

Bukan hanya indikator ekonomi makro saja melainkan aspek Geopolitik dan tingkat suku bunga pun ikut mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Jika dilihat dari sisi perkembangan suku bunga bank, relatif meningkat dan relatif menghambat terhadap aktivitas yang berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi. Karena dengan biaya bunga yang lebih mahal dan juga dari sisi korporate para pelaku usaha jadi lebih sulit untuk melakukan aktivitas ekspansi. Aspek Geopolitik pun ikut terjun dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia 2023 berbicara mengenai perihal Geopolitik, melibatkan negara-negara di dunia seperti perang Rusia dan Ukraina yang menyebabkan seluruh civitas ekonomi terhambat dan cenderung kurang kondusif. Negara maju seperti Cina, United States juga berpengaruh terhadap terhadap perkembangan ekonomi dunia, dikarenakan keterhambatan dalam melakukan perdegangan internasional

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline