[caption id="attachment_339733" align="aligncenter" width="324" caption="Indonesia Sehat"][/caption]
Berbicara soal kesehatan, selalu akan menjadi menarik. Apalagi di Indonesia. Ada pepatah yang mengatakan “Health is not everything, but everything without Health is nothing”. Sangat sepakat dengan pepatah tersebut. Dasar dari segala aspek yang ada di dunia ini dalam kehidupan berbangsa dan bernegara adalah kesehatan. Kesehatan dan pendidikan sering disebut sebagai fondasi utama dalam pembangunan. Namun titik awal sebelum pendidikan tersebut tentunya adalah kesehatan. Tanpa adanya kesehatan dalam diri seorang manusia, maka dia tidak akan mampu mengenyam pendidikan ataupun aspek yang lain yang lebih tinggi. Fundamentalitasnya inilah yang menjadi alasan utama mengapa kesehatan adalah sesuatu yang sangat utama di Indonesia.
Menilik tentang kondisi kesehatan masyarakat di Indonesia, memang sudah ada perubahan ke arah yang lebih baik. Program yang diluncurkan dari pemerintah yang dalam hal ini adalah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia sudah sangat banyak. Mencuatnya banyak program kesehatan ini dipicu oleh sepakatnya Indonesia untuk mencapai Millenium Development Goal’s (MDGs) yang notabene sebagian besar menyoroti bidang kesehatan. Terikatnya Indonesia dengan komitmen MDGs tersebut yang menjadi dasar dan pelecut untuk mencapai Indonesia Sehat 2015. Namun lagi-lagi, tahun 2015 sudah setahun lagi tapi sepertinya sinyal untuk tercapainya target Indonesia Sehat belum terbaca. Apaka perlu untuk di-extend lagi?
[caption id="attachment_339734" align="aligncenter" width="173" caption="Logo Lama Indonesia Sehat"]
[/caption]
Program yang sekian banyaknya dari pemerintah tersebut masih terganjal beberapa hal sehingga masih belum begitu efektif. Menurut saya ada dua hal utama, yaitu Birokrasi dan Pemerataan Pertama soal birokrasi. Birokrasi ini menyangkut dengan sistem kesehatan yang ada di Indonesia masih kaku dan tidak fleksibel. Program dari pusat turun ke bawah, yaitu pihak teknis lapangan. Adanya birokrasi yang panjang tersebut memungkinkan adanya kebocoran dan pemotongn di sana-sini sehingga kucuran dana program yang seharusnya dapat terserap dan dimanfaatkan oleh masyarakat menjadi semakin menyusut akibat buruknya birokrasi. Selain itu birokrasi pula yang membuat adanya saling lempar tanggung jawab apabila terjadi sesuatu yang berhubungan dengan kasus kesehatan. Adanya BPJS Kesehatan menjadi sebuah titik terang perubahan soal birokrasi ini.
Kedua soal Pemerataan. Kita tahu bahwa Indonesia adalah negara kepulauan yang sangatlah luas. Hal inilah yang menjadi tantangan bagi kita. Disaat kita berbicara pelayanan yang memadai, sangatlah jauh didapatkan di daerah pelosok Indonesia. Jangankan Rumah sakit, sebuah puskesmas pembantu saja Sangat sulit diakses. Apabila ada pun, tenaga medisnya masih sangat terbatas dan tidak setiap hari ada disana. Tidak mengherankan jika angka kematian bayi, angka kematian ibu dan angka mortalitas akibat penyakit sangat tinggi di daerah pelosok, utamanya luar Jawa dan Bali. Apabila pemerataan pelayanan kesehatan dapat terlaksana, dimulai pusat pelayanannya, tenaga medisnya hingga kelengkapan peralatan medisnya.
Jika kedua hal tersebut dapat diatasi dan dicapai dengan paripurna, maka ke depan akan mampu mencapai Indonesia Sehat 2015. Tidak perlu memperbanyak program-program baru untu kesehatan karena sudah banyak dan sudah bagus secara teori. Tinggal kita kawal pelaksanaannya demi kemajuan kesehatan masyarakat Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H