Lihat ke Halaman Asli

Buyung Nurman

Penulis Lepas

Peduli

Diperbarui: 14 Januari 2024   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber gambar: whatsapp grup alumni APP  Cibalagung Bogor 94

Peduli

Beberapa hari yang lalu keluarga besar Alumni Akademi Penyuluhan Pertanian Cibalagung Bogor tahun 1994 kembali ditimpah musibah dengan wafatnya Ibu Saepul Khodijah yang tinggal di Kota hujan Bogor, menyusul almarhum Eman Sulaeman di Ciamis Jawa Barat belum lama ini.

Mendapat kabar duka tersebut, spontanitas teman-teman almarhumah yang tergabung dalam whatsapp group " merogoh kantong " memberikan sumbangan sukarela, sebagai bentuk kepedulian kepada teman senasib seperjuangan dimasa silam.

Aksi spontanitas ini, sebenarnya bukan yang pertama kali melainkan sudah beberapa kali setiap ada teman yang wafat, maka gelar sumbangan sukarela ini dilakukan.

Mekanisme penyampaian sumbangan sukarela atau teman-teman menyebutnya uang takziah ini, mula-mula ditampung di rekeningnya Ibu Hj. Sri Suhersuswati (dulu waktu kuliah kami panggil mbak Sus, kini beliau sudah punya cucu 8 orang) yang tinggal di Jakarta Selatan.

Setelah uang yang terhimpun sudah dianggap " cukup, " baru kemudian ditransfer ke nomor rekening yang alamatnya dekat  dengan tempat tinggal almarhum atau almarhumah. Lalu disampaikan kepada keluarga musibah atau ahli waris uang dalam bentuk tunai.

Tidak seperti " uang takziah " untuk keluarga musibah almarhum Eman Sulaeman di Ciamis yang diwakili oleh Pak H. E. Kusnadi yang tinggal di Tasik Malaya. Untuk kali ini karena agak dekat barangkali dari ibukota negara, maka mbak Sus (Sri Suhersuswati) berinisiatif menyampaikannya ke kediaman almarhumah di Kota Bogor.

Kendatipun niat baik ingin langsung sampai ke kediaman almarhumah Bu Saepul khodijah tapi menemui hambatan karena terbatasnya lokasi parkir. Sementara untuk sampai kerumah putra putri Almarhumah juga sedang ada penutupan jalan dan jalan hanya satu arah. Maksud hati ingin memeluk gunung, apa daya tangan tak sampai.

Solusinya bagaimana?

Bukan Eyang putri cucu 8, kalau cuma rintangan  " simil " itu  tidak dapat diatasi. Lalu disepakati dengan putra putri almarhumah untuk ketemuan di sebuah Alfamart di sekitar dekat situ dan di lobby Alfamart itulah disampaikan " uang peduli ' alakadarnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline