Pedagang Sayuran Keliling (PSK), Sosok Yang Selalu " Dinantikan Mak-Mak " ?
Untuk sampai dari produser ke- konsumen, suatu produk mesti melalui apa yang disebut dengan rantai tata niaga. Semakin panjang rantai yang dilalui tata niaga, maka harga yang dibayar konsumen akan relatif tinggi.
Sistem tata niaga atau marketing itu berlaku juga dengan produk sektoral pertanian. Pada semua tahu bahwa produk pertanian, terutama produk hortikultura, seperti sayur - sayuran dan buah-buahan cepat rusak. Kondisi seperti ini yang umumnya dihadapi petani selaku produser produk pertanian. Sehingga bila tidak dikelola dengan tepat dan cepat maka akan merugi.
Kendatipun sudah ada pasar moderen dan tidak sedikit juga masih ada pasar tradisional sebagai tempat memasarkan produk pertanian, namun terkadang tidak habis terjual karena kurangnya konsumen untuk langsung belanja di pasar.
Pemasaran dengan sistem online yang marak sekarang ini masih terbatas pada barang produk industri, baik pabrikan maupun home industri produk tahan lama, belum banyak menyentuh produk pertanian dalam bentuk segar yang mudah mengalami kerusakan.
Ditengah kesenjangan dan melihat peluang yang ada itu uncul sosok para " pedagang sayuran keliling (PSK). " Keberadaan mereka ini sangat dibutuhkan oleh warga yang tempat tinggalnya jauh dari pasar atau penduduk pinggiran kota yang belum memiliki fasilitas pasar harian.
Disamping itu bagi Ibu-ibu yang " bekerja " yang sedikit punya waktu untuk belanja kepasar langsung di waktu hari-hari kerja, kehadiran " pedagang sayuran keliling " ini sangat ditunggu-tunggu.
Bedasarkan pengamatan, para " pedagang sayuran keliling " ini cukup banyak jumlahnya di Kota Bengkulu (belum ada data pasti) serta mekanisme kerjanya juga beda. Sasaran dan timing datangnya di suatu lokasi jarang sekali benturan. Bila sasaran sama, waktunya yang beda; ada yang pagi-pagi sekali, ada yang agak siangan dan siang.
Keuntungan langsung dirasakan warga yang " berlangganan " dengan " pedagang sayuran keliling " ini paling tidak ada 3 macam :
1. Mengurangi biaya penggeluran.
Hadir langsungnya " pedagang sayuran
keliling " pelanggan tidak harus pergi
kepasar, sehingga uang ongkos angkot
atau ojol tidak keluar.
2. Waktu tidak banyak terbuang, bayangkan
bila belanja kepasar banyak waktu yang
dibutuhkan.
3. Jumlah belanjaan dapat ditekan sesuai
dengan keperluan hari itu atau bahkan
hanya untuk satu kali masak saja.