Lihat ke Halaman Asli

Zulkifli SPdI

Guru Bahasa Arab MAN 3 Solok dan MAN 2 Solok

Virus Corona, Membuat Merana dan Terlena

Diperbarui: 28 Januari 2020   12:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

news.rakyatku.com

"Terlena... ku ter.. le..na.." ah... itu kan sepenggal lirik lagu dangdut yang pernah dipopulerkan Ike Nurjanah dahulu. He he he...

Beberapa hari terakhir ini seluruh negeri disibukkan dengan yang namanya Virus Corona, tak terkecuali di negara kita Indonesia tercinta ini. Dari kota-kota besar, sampai ke kampung-kampung bahkan ke warung-warung kopi pinggir jalan sekalipun, orang-orang membicarakannya. 

Tampaknya berita tentang virus yang tergolong sangat baru ini sangat viral, sehingga menenggelam berita-berita lain yang sempat menjadi tranding topic sebelumnya. Apalagi kabarnya, belum ditemukan obat yang bisa mengalahkan virus tersebut. 

Orang-orang yang terjangkiti virus ini bisa-bisa tumbang begitu saja seperti ayam dek akuak (dulu kita kenal dengan Flu burung).  Yah... begitulah dunia pemberitaan. Seperti orang menganyam tikar, bagian yang sudah selesai dianyam, akan terus dibelakangi dan ditinggalkan. Sementara yang terdepan akan selalu jadi perhatian.

Dua hari terakhir, Sumatera Barat ikut menjadi sorotan dunia. Hal itu bisa terlihat dari banyaknya berita berseliweran baik di media online maupun media elektronik dan cetak tentang kunjungan wisatawan dari Kumning, China. 

Walaupun daerah Kumning sendiri sangat jauh dari Kota Wuhan yang menjadi asal tersebarnya virus Corona, dan secara medis, mereka sudah terbukti tidak terjangkiti virus Corona tersebut, namun tetap saja kedatangan mereka ditolak masyarakat di berbagai daerah di Sumatera Barat karena kekhawatiran terhadap penyebaran virus itu. Di sinilah letak merananya mereka para wisatawan tersebut.

Bukan hanya para wisatawan asal China saja yang merana. Begitu juga halnya dengan agen travel yang membawa turis tersebut. Tentu saja mereka mengalami kerugian materil yang tidak sedikit akibat pembatalan kunjungan ke berbagai daerah tersebut. 

Di sisi lain, Pihak pemerintah yang selama ini sudah bersusah-payah untuk menarik minat para wisatawan manca negara agar berkunjung ke Ranah Minang ini juga dibuat ikut merana. Dan masih banyak pula pihak lain yang terdampak pembatalan tersebut. Apalagi kunjungan itu pasti sudah direncanakan berbulan-bulan sebelum virus Corona tersebar dan menyerang China.

Memang seperti memakan buah simalakama jadinya. Jika perjalanan dilanjutkan, tentu saja tidak mungkin mengingat derasnya arus penolakan dari masyarakat. Di sisi lain, menjaga kesehatan dan memahami dengan baik aspirasi dan suara masyarakat juga merupakan sesuatu yang sangat penting. Jangan sampai karena uang, lalu kesehatan dan kesejahteraan masyarakat sendiri diabaikan.

Lalu, di mana letak terlenanya? Terlena yang penulis maksud di sini, bukan dalam artian mengantuk lalu tidur; tertidur, terlengah; terlalai, sangat asyik; dengan asyiknya; bersenang-senang seperti yang terdapat dalam Kamu Besar Bahasa Indonesia. Tetapi bahasa Minangnya, yaitu taleno. Taleno adalah suatu keadaan badan yang sangat payah dan lelah setelah bekerja dan berusaha dengan maksimal, namun hasilnya tidak seperti yang diharapkan.

Para wisatawan tersebut jelas saja merasa taleno. Karena mereka sudah membayangkan keindahan dan kenyamanan berwisata ke Ranah Minang yang terkenal dengan alamnya yang sangat indah dan memukau. Belum lagi kuliner khasnya seperti rendang yang rasanya nendang sampai keluar negeri.  Namun, karena virus corona yang sedang mengamuk di negara asal mereka, mereka pun jadi tidak bisa menikmati itu semua.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline