Lihat ke Halaman Asli

Buya

Freelance

E-Money: Tantangan dan Peluang di Era Digital

Diperbarui: 26 Januari 2024   13:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

freepik.com

Era digital telah membawa perubahan besar dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal sistem pembayaran. E-money atau uang elektronik adalah salah satu bentuk inovasi pembayaran yang memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk memfasilitasi transaksi tanpa menggunakan uang tunai. E-money dapat berupa kartu prabayar, dompet digital, atau aplikasi pembayaran online yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan, seperti belanja, transportasi, hiburan, dan lain-lain.

Penggunaan e-money di Indonesia mengalami perkembangan yang sangat pesat. Menurut data Bank Indonesia, pada tahun 2023, nilai transaksi e-money mencapai Rp 495,2 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin menyadari manfaat dan kemudahan yang ditawarkan oleh e-money, terutama dalam melakukan transaksi yang lebih higienis dan aman.

E-money juga memberikan peluang, khususnya bagi generasi muda dan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Dengan e-money, mereka dapat mengakses layanan keuangan yang lebih luas, murah, dan cepat, serta meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mereka. E-money juga berpotensi mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, seiring dengan peningkatan konsumsi, investasi, dan perdagangan.

Namun, di sisi lain, e-money juga menghadapi tantangan yang tidak bisa diabaikan. Salah satu tantangan utama adalah regulasi dan kebijakan yang harus mampu mengakomodasi perkembangan e-money, tanpa mengorbankan aspek keamanan, stabilitas, dan perlindungan konsumen. Beberapa isu yang perlu mendapat perhatian adalah standarisasi, pengawasan, edukasi, serta pencegahan dan penanganan terhadap serangan cyber.

Selain itu, e-money juga menimbulkan tantangan bagi Bank Sentral dalam menjaga stabilitas moneter dan sistem keuangan. E-money dapat mempengaruhi permintaan dan penawaran uang, serta mengubah perilaku dan preferensi masyarakat dalam menyimpan dan menggunakan uang. E-money juga dapat menjadi pesaing atau bahkan pengganti uang resmi yang dikeluarkan oleh Bank Sentral, terutama jika e-money bersifat anonim, tidak terbatas, dan tidak tergantung pada otoritas tertentu, seperti mata uang kripto.

Oleh karena itu, Bank Sentral perlu mengantisipasi dan merespons perkembangan e-money dengan bijak. Beberapa langkah yang dapat dilakukan adalah mengembangkan dan mengedukasi masyarakat tentang uang elektronik resmi yang dikeluarkan oleh Bank Sentral, seperti e-Rupiah, mengatur dan mengawasi penyelenggara e-money, serta berkolaborasi dengan pihak-pihak terkait, baik di dalam maupun luar negeri, untuk menciptakan ekosistem e-money yang sehat dan berkelanjutan.

Kesimpulan

E-money adalah salah satu bentuk inovasi pembayaran di era digital yang memberikan berbagai manfaat dan kemudahan bagi masyarakat, sekaligus membuka peluang bagi UMKM, serta pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, e-money juga menghadapi tantangan yang harus diatasi dengan regulasi dan kebijakan yang tepat, serta kesiapan dan kerjasama dari semua pihak, termasuk Bank Sentral, penyelenggara e-money, dan masyarakat. Dengan demikian, e-money dapat menjadi salah satu instrumen pembayaran yang aman dan efisien di era digital.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline