Lihat ke Halaman Asli

Kartika SN

you're stronger than anyone

Hybrid Learning Tuntaskan Krisis Baca Siswa SD

Diperbarui: 20 Desember 2021   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Virus covid-19 merupakan virus yang menyebar cepat diseluruh penjuru negri, mematikan dan merugikan. Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, cina pada akhir desember tahun 2019.  Saat ini Indonesia tengah dilanda kasus virus covid-19 sebagaimana beberapa negara di belahan dunia.Virus covid-19 masuk di indonesia pada tanggal 2 Maret 2020.

Lambat laun dampak dari virus semakin terlihat. Salah satunya yaitu adanya krisis pendidikan terutama krisis membaca pada siswa sekolah dasar. Krisis membaca tersebut bermula dari sistem pendidikan yang diubah oleh pemerintah akibat pandemi covid-19. Yang awalnya pembelajaran tatap muka di sekolah, kini berganti menjadi pembelajaran jarak jauh atau PJJ yang dilakukan dirumah masing-masing menggunakan alat elektronik seperti handphone dan laptop.

Tidak dpt dipungkiri bahwa seusia anak SD merupakan usia relatif aktif manja, beradaptasi dengan lingkungan sekitar serta aktif berkreasi sesuai imajinasi dengan pantauan dan bimbingan guru maupun orang tua siswa, oleh sebab itu, anak SD lebih baik diupayakan mendapatkan pendidikan secara langsung atau tatap muka karena dengan begitu siswa dapat pengawasan khusus saat belajar serta melatih kemandirian dalam hal mengerjakan tugas dan ulangan harian. Berbeda dengan sistem PJJ, ditemukan banyak siswa SD yang hanya mengandalkan orang tua atau kakak mereka untuk menyelesaikan tugas miliknya.

Kondisi kekinian yang tengah dihadapi oleh Indonesia sangat memprihatinkan bagi warga indonesia dan pemerintah. kondisi ini diakibatkan oleh virus covid-19. Pemerintah membatasi kegiatan warga indonesia, menutup sleuruh akses keluar masuk negara dan kota guna mencegah menyebarluasnya virus covid-19. Termasuk kegiatan pembelajaran di sekolah menjadi PJJ. penerapan PJJ diharapkan dapat menunjang pendidikan siswa siswi Indonesia di masa pandemi. hal tersebut berarti pengawasan siswa terutama siswa SD sepenuhnya ada pada orang tua mereka. 

Saat PJJ guru tidak dapat mengawasi secara langsung bagaimana siswa tersebut mengerjakan tugas dan melakukan ulangan harian. Pada PJJ pula banyak ditemukan kasus bahwa siswa SD memiliki keterampilan membaca 0. artinya jika siswa tersebut tidak dapat membaca lalu bagaimana mereka mengerjakan tugas dan ulangan harian? apakah mereka meminta bantuan orang lain untuk mengerjakannya? jawaannya iya. ditemukan pula kasus sebagian besar siswa SD hanya mengandalkan orang lain meliputi orang tua/ kakak mereka untuk mengerjakan tugas serta ulangan harian.

Pemerintah pernah menawarkan solusi Untuk mengatasi permasalahan rendahnya keterampilan membaca di kalangan pelajar. Solusi tersebut berupa GLS atau gerakan literasi sekolah. GLS merupakan program wajib yang digalakkan pemerintah agar buta membaca di Indonesia terutama di kalangan pelajar dapat berkurang.  GLS ini sudah ada dan sudah berjalan sejak lama. GLS biaanya dilaksanakan 1 jam sebelum pembelajaran dimulai.

Terdapat solusi untuk mengatasi permasalahan krisi membaca pada siswa sekolah dasar. yaitu menghadirkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan membaca pada siswa SD. metode ini adalah sistem hybrid learning. Hybrid learning merupakan pembelajaran dengan sistem kombinasi metode pembelajaran antara metode daring atau online (di luar kelas) dengan metode pertemuan tatap muka untuk beberapa jam (di dalam kelas). Dengan sistem hybrid learning, siswa lebih terpantau cara ia belajar serta mengerjakan tugas. 

Berbeda jika full PJJ, akan sulit memantau siswa apakah siswa tersebut benar-benar mngikuti kelas ataupun tidak, terlebih orang tua mereka yang sibuk dipastikan tidak bisa memantau anaknya 24 jam. hybrid learning sedikit demi sedikit mengubah kebiasaan buruk siswa dan diharapkan para siswa memiliki keterampilan membaca yang meningkat dari sebelumnya.

Sistem hybrid learning tidak dapat berjalan lancar tanpa adanya dukungan dari pihak orang tua siswa yang senantiasa memberi izin pada anak mereka untuk mengikuti sistem hybrid learning dan selalu memberi motivasi agar selalu semangat menempuh pendidikan pada masa pandemi ini. Pihak yang terakhir yaitu pihak pemerintah, pemerintah ikut andil untuk meyakinkan orang tua betapa pentingnya keterampilan membaca bagi siswa terutama siswa sekolah dasar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline