Lihat ke Halaman Asli

Qurrota AyunRamadhani

mahasiswa UIN Maula Malik Ibrahim Malang

Memperkuat Harmoni Beragama: Analisis dan Solusi untuk Menyelesaikan Konflik Multikultural di Indonesia

Diperbarui: 29 Oktober 2024   09:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. kelompok 5

Konflik Ambon adalahKonflik Ambon adalah salah satu contoh nyata dari tantangan multikulturalisme di Indonesia, yang terjadi antara tahun 1999 hingga 2002. Konflik ini melibatkan ketegangan antara umat Islam dan Kristen di Maluku, khususnya di Pulau Ambon. salah satu contoh nyata dari tantangan multikulturalisme di Indonesia, yang terjadi antara tahun 1999 hingga 2002. Konflik ini melibatkan ketegangan antara umat Islam dan Kristen di Maluku, khususnya di Pulau Ambon.

Konflik Ambon (1999–2002) antara umat Islam dan Kristen di Maluku disebabkan oleh ketidakadilan sosial sejak masa kolonial, krisis ekonomi pasca-Soeharto, dan kebijakan pemekaran wilayah. Konflik ini menelan korban jiwa hingga 5.000 orang, menyebabkan kerusakan besar, dan menciptakan segregasi sosial. Upaya perdamaian seperti Piagam Malino dan pendekatan keamanan pemerintah dilakukan, namun implementasinya tetap menantang. Perbandingan dengan negara lain menunjukkan bahwa kebijakan multikulturalisme Kanada lebih efektif dalam mendorong integrasi budaya, sedangkan konflik etnis di Afrika sering berujung pada kekerasan ekstrem. Untuk memperkuat multikulturalisme di Indonesia, diperlukan pendidikan toleransi sejak dini, kebijakan inklusif, dan program pertukaran budaya antar komunitas.

DISUSUN OLEH:

1. Firda Nur Urifah (230103110023)
2. Eka Wahyu Handayani (230103110054)
3. ⁠Geritza Rabbani Setiawan (230103110032)
4. Qurrota A'yun Ramadhani (230103110127)
5. Afiq Kamaluddin Al-Fawaid (220103110144)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline