Lihat ke Halaman Asli

Butsaina Altaf Atsila

Universitas Negeri Surabaya

Tergantinya Kurikulum K13 dengan Kurikulum Merdeka

Diperbarui: 17 Desember 2023   18:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan salah satu fondasi utama bagi kemajuan suatu bangsa. Di Indonesia, evolusi sistem pendidikan terus berlangsung guna memastikan relevansi dan kualitas pendidikan yang dapat memenuhi tuntutan zaman. Salah satu perubahan terbaru yang mengundang perhatian adalah penggantian Kurikulum 2013 (K13) dengan Kurikulum Merdeka.

Kurikulum 2013, sejak diperkenalkan, telah menjadi subjek diskusi yang kontroversial. Meskipun mencoba menghadirkan pendekatan pembelajaran yang lebih holistik, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan siswa, banyak kritik yang dialamatkan terhadap implementasinya. Beberapa kelemahan K13 mencakup kompleksitas kurikulum, beban kerja guru yang meningkat, serta ketidaksesuaian antara materi ajar dengan tuntutan praktis dunia kerja.

Maka dari itu, pemerintah memutuskan untuk melakukan terobosan besar dengan menggantikan K13 dengan Kurikulum Merdeka. Perubahan ini diharapkan dapat membawa transformasi yang signifikan dalam dunia pendidikan Indonesia. Beberapa alasan yang melandasi pergantian ini antara lain:

  • Peningkatan Relevansi Kurikulum

Kurikulum Merdeka bertujuan untuk memberikan ruang yang lebih besar bagi sekolah dan guru dalam menentukan materi pembelajaran yang lebih sesuai dengan kebutuhan lokal, potensi siswa, serta perkembangan zaman. Hal ini diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang lebih siap beradaptasi dengan kebutuhan dunia nyata.

  • Reduksi Beban Kerja Guru

Kurikulum Merdeka memberikan fleksibilitas yang lebih besar kepada guru dalam merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Dengan demikian, diharapkan dapat mengurangi beban kerja guru yang sebelumnya terlalu padat dan kompleks.

  • Fokus pada Keterampilan Abad ke-21

Pergantian ini juga menekankan pentingnya pengembangan keterampilan abad ke-21, seperti kreativitas, kritis berpikir, kolaborasi, serta literasi digital. Kurikulum Merdeka diharapkan dapat lebih mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan masa depan yang semakin kompleks.

  • Responsif terhadap Kebutuhan Lokal

Kurikulum Merdeka memberikan keleluasaan bagi sekolah untuk menyesuaikan kurikulum dengan kebutuhan dan karakteristik setempat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan relevansi pendidikan dengan realitas sosial, budaya, dan ekonomi di setiap daerah.

  • Menekankan Pendidikan Karakter

Selain pengetahuan akademis, Kurikulum Merdeka juga menempatkan peningkatan karakter dan moral siswa sebagai tujuan utama. Pendidikan karakter menjadi fokus yang tidak kalah penting dalam upaya mencetak generasi yang memiliki integritas, etika, dan tanggung jawab sosial yang tinggi.

Pergantian dari Kurikulum 2013 ke Kurikulum Merdeka merupakan langkah ambisius dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Meskipun masih memerlukan waktu untuk evaluasi dan penyesuaian, perubahan ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk menyediakan pendidikan yang lebih adaptif, relevan, dan memberdayakan bagi generasi masa depan. Semoga, dengan implementasi Kurikulum Merdeka, pendidikan di Indonesia dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi kemajuan bangsa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline