Lihat ke Halaman Asli

Sosok di Balik Ritme Kebangsaan

Diperbarui: 15 Juli 2017   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seorang composer yang dulunya hanya bisa bermain biola secara otodidak yang diajari oleh pamannya, belajar giat terus menerus agar impiannya menjadi composer ternama terwujud, entah itu siang malam ataupun kritikan dan ejekan yang selalu hadir bersemayam, tidak pernah dihiraukan demi impiannya menjadi seorang composer.

Selang beberapa tahun kemudian dia bergabung kedalam kelompok music penghibur koloni Belanda, sebagai seniman musik dia juga sering menulis lagu, meskipun terkadang lebih suka meng-cover lagu untuk disuguhkan kepada hadirin koloni belanda, diantaranya lagu lagu daerah disekitar tempat tinggalnya, maupun lagu lagu dari luar negeri.

Sampai akhirnya sekitar tahun 1928 dia memperkenalkan lagu ciptaannya untuk pertama kali kepada khalayak umum pada gelaran Kongres Pemuda, suatu perkumpulan pemuda yang terkenal yang telah menciptakan Sumpah Pemuda, lagu tersebut memiliki lirik yang easy listening, yang mudah dihafal, tetapi mempunyai daya gugah yang sangat kuat dan luar biasa, lagu yang saat itu dapat membangkitkan semangat perjuangan bagi kalangan masyarakat dan juga sebagai syair yang dapat meneteskan air mata kepada para pendengarnya karena teringat akan perjuangan yang amat besar dan memiliki nilai luhur tinggi. Pada tahun itu Wage Rudolf Supratman menciptakan lagu Indonesia Raya, lagu yang ditangguhkan sebagai lagukebangsaan Negara, lagu yang dikukuhkan dalam Pasal 36B UUD Republik Indonesia.

Meskipun dulu juga pernah beredar bahwa lagu tersebut juga dikatakan sebagai lagu jiplakan, dikarenakan Supratman sering mendengarkan lagu lagu luar negeri dan lagu lagu daerah, jarang sekali menciptakan music, hanya handal membuat lirik, tetapi semua itu hanya kontroversi, teori konspirasi yang belum pasti apakah semua itu terjadi, atau hisapan jempol untuk menggerogoti NKRI.

Di dalam lagu tersebut kita dikenalkan kepada sebuah Negara dan mengakuinya sebagai Negara kita, Negara yang kita perjuangkan dan kita siap untuk menjaga keutuhan semangat persatuan Negara. Kita juga dikenalkan untuk mengakui tanah kelahiran kita dan memasukkan kita kedalam suatu bangsa, bangsa yang sama -- sama memperjuangkan suatu kemerdekaan, kemerdekaan secara lahir dan secara batin.

Jika semangat persatuan dan kesatuan sudah mendarah daging dlam jiwa kita maka, apapun resikonya kongsi asing, bangsaasing dan antek asing tidak boleh semena mena memperkerjakan masyarakat kita, harus ada konsekuensinya, karena ini tanah kita, negeri kita, bukan mereka yang memeras secara pelan pelan dengan memberikan iming-iming promo dan bonus.

Lagu ini memang dikemas oleh Supratman untuk memantik api perjuangan, dia berseru lewat lagu ini untuk menyampaikan aspirasi agar kongsi asing tidak merebut tanah dan negri ini. Dia berbicara lewat lagu, mengetuk hati dan jiwa rakyat dengan mengelu-elukan kekuatan mereka sebenarnya bukan dari persenjataan tetapi dari persatuan, persatuan yang kuat untuk mempertahankan kejayaan sebuah Negara, Negara Indonesia raya. Negara yang memiliki kekayaan yang tiada tara, kemampuan yang serba bisa, mempesona mata dengan wisata, memiliki ilmu kuliner yang nyata, serta keahlian dalam mengemas budaya, apakah masih ada pengaplikasian yang nyata ?

Lagu ini memiliki beberapa versi, mungkin yang biasa kita nyanyikan ini contohnya digunakan untuk upacara bendera hari senin, opening pertandingan sepak bola jika timnas bertanding, dan kemenangan podium pertama dalam olimpiade, mungkin ini versi yang didaur ulang pada tahun 1950, ketika itu Lokananta memindah ke piringan hitam, karena memang masih kabur sejarahnya, mengapa lagu yang memiliki lirik panjang ini bisa terpangkas pendek tanpa disadari siapa yang melakukannya. Setidaknya meskipun memang benar benar terpotong kita masih bisa menikmati lirik full hingga verse 3 di youtube.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline