Lihat ke Halaman Asli

butefia gandisha amalia

Butefia Gandisha Amalia, Mahasiswi Universitas Andalas Jurusan Sastra Jepang

Sistem Kekerabatan pada Kebudayaan Minangkabau

Diperbarui: 7 Maret 2021   16:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Minangkabau merupakan salah satu suku yang terdapat di Indonesia. Suku Minangkabau sendiri banyak terpencar di seluruh Indonesia, tetapi mendominasi di daerah Sumatra Barat. Suku Minangkabau mempunyai kebudayaan yang sangat kental dan unik. Salah satunya yaitu menganut sistem kekerabatan matrilineal. 

Beda dengan suku lain seperti Batak yang garis keturunannya berasal dari ayah atau biasa disebut sistem patrilineal, Suku Minangkabau justru menetapkan garis keturunannya berasal dari ibu, yakni disebut sistem matrilineal. Unik bukan?

Sistem matrilineal ini sendiri merupakan suatu sistem kekerabatan yang keturunan dihitung menurut garis ibu serta suku terbentuk menurut garis ibu. Misalnya seorang anak memiliki ayah dengan suku Tanjuang, sedangkan ibunya memiliki suku Piliang, maka suku sang anak tersebut adalah Piliang. Sebagaimana yang sesuai dengan aturan sistem matrilineal tadi.

Selain itu, menurut adat Minangkabau, masyarakat suku Minang diharuskan menikah dengan orang dari luar sukunya. Atau dalam arti lain, suatu pasangan tidak dapat menikah apabila memiliki suku yang sama. Misalnya suku pihak wanita adalah suku Chaniago, dan suku pihak pria pun Chaniago, maka mereka akan dilarang untuk menikah. Apabila melanggar, maka akan dikenakan hukum yang berlaku.

Dalam hal meminang pun, jika suku-suku lain pihak mempelai pria lah yang datang meminang dan membawa hantaran seserahan ke keluarga calon mempelai wanita, maka di budaya Minang adalah kebalikannya. Pihak mempelai wanitalah yang datang ke kediaman pihak mempelai pria. Hal ini juga tidak lepas dari sistem kekerabatan matrilineal yang sudah dijelaskan tadi.

Pembagian warisan pada sistem matrilineal di Minangkabau ini juga berbeda dengan suku-suku lain, yaitu jika biasanya laki-laki yang mendapat bagian harta waris yang paling banyak, maka pada adat Minangkabau ini perempuanlah yang mendapat bagian paling banyak dari ibu.

Berikut adalah istilah-istilah yang biasa dipakai pada adat Minangkabau yang berhubungan dengan sistem Matrilineal:

 1. Bundo Kanduang

Bundo Kanduang adalah sebuah julukan yang di tujukan kepada perempuan yang memimpin suatu keluarga dalam adat Minangkabau. Julukan ini biasanya melekat pada perempuan yang sudah berkeluarga dan memiliki kebijaksanaan.

2. Niniak Mamak

Peran paman atau om disebut dengan Niniak Mamak. Peran Ninik Mamak ini lebih dominan ketimbang ayah kandung dalam hal keputusan, pembagian harta waris, dan hal-hal sebagainya haruslah meminta pendapat dari Niniak Mamak. Bahkan, jika keponakan-keponakan perempuannya menikah, maka Niniak Mamak lah yang akan sibuk mengurus persiapannya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline