Lihat ke Halaman Asli

bustanol arifin

TERVERIFIKASI

Happy Reader | Happy Writer

6 Alasan Penting Mengapa Perlu Meningkatkan Literasi Media

Diperbarui: 23 Januari 2024   09:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi media sosial. (Dok Shutterstock via Kompas.com)

Sadar atau tidak, saat ini kita sedang berada dalam pusaran peradaban informasi yang ditandai dengan perkembangan teknologi informasi. Peradaban ini mengarahkan orang secara cepat mencari, mengolah, mengelola, menyimpan dan menyebarkan informasi. 

Dalam istilah lain, teknologi informasi mengarahkan kita menjadi produsen sekaligus konsumen informasi.

Masa keterbukaan informasi ini sekaligus mengantarkan masyarakat pada peniadaan sekat-sekat informasi. Dampak positifnya, masyarakat memiliki bebas akses informasi dari mana dan kapan saja sesuai dengan keinginan serta kebutuhannya. Hanya saja, bila tidak bijak dalam memanfaatkan keterbukaan informasi ini bisa jadi bumerang yang sangat berbahaya.

Dominasi noise (kebisingan) yang bersumber dari media online dan sosial menjadi salah satu penanda datangnya mara bahaya tersebut. Ketika sesuatu yang nirfaedah menjadi dominan niscaya yang muncul adalah kegaduhan belaka. Akhirnya, tak dapat dipungkiri kalau kehadiran teknologi informasi ini semakin membuat runyam dan pengap ruang kehidupan kita.

Melalui tesisnya, Medium is the Message, McLuhan mengatakan bahwa teknologi informasi tidak sekadar menyuplai informasi, tetapi juga membentuk cara masyarakat berpikir sekaligus bertindak. 

Lima dekade kemudian, Nicholas Car dalam buku The Shallows: What the internet is Doing to Our Brains mengatakan, sirkuit otaknya berubah gara-gara teknologi informasi.

Kondisi ini sudah diprediksi oleh futurolog, Alvin Toffler, lebih dari satu dekade lalu bahwa era peradaban teknologi informasi ini akan menjadi sumber kegaduhan informasi. Kemudian, dia menekankan pentingnya kemampuan melakukan seleksi terhadap terpaan informasi sebagai kunci kesehatan dan keberadaban kita.

Bahkan jauh sebelum Toffler, kitab suci Al-Qur'an yang turun di abad ke-7 sudah lebih dahulu memberi panduan supaya kita senantiasa memiliki kemampuan meneliti, memilah sekaligus memilih informasi yang kita terima. 

Sikap tabayyun inilah yang dapat mengantarkan kita pada kemampuan membedakan fakta, berita, opini, gosip, hoaks, dan juga propaganda.

Memiliki Kemampuan Analisis

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline