Lihat ke Halaman Asli

Busriadi

wartawan freelance

Guru Diharapkan Menjadi Pahlawan Literasi

Diperbarui: 5 Juni 2024   13:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kepala BGP Sulbar saat memberikan sambutannya/dokpri

MAMUJU,--Guru, dituntut untuk terus menambah wawasannya. Melalui apa? Melalui literasi. Melalui budaya membaca yang masif. Jika peserta didik rajin membaca, maka gurunya harus rajin membaca. Jika siswa dipaksa membaca, maka guru pun harus dipaksa membaca.

Hal itu pula disampaikan Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) Efan Agus Munif saat membuka kegiatan pelatihan Literasi dan Numerasi (Litnum) In Service Learning 2 di Hotel D'Maleo Mamuju, Selasa malam 4 Juni 2024.

Peserta dari kegiatan ini adalah guru-guru Sekolah Dasar (SD) dari enam Kabupaten di Sulawesi Barat. Kabupaten Majene, Polewali Mandar, Mamasa, Mamuju, Mamuju Tengah, dan Pasangkayu.

Dalam sambutannya, Kepala BGP Sulbar Efan Agus Munif menyampaikan, membangkitka kesadaran berliterasi bukan hanya berbicara literasi dan numerasi. Tidak hanya berbicara pencapaian materi, tapi ini lebih berbicara bagaimana anak-anak ditumbuh kembangkan.

"Oleh karena itu bapak/ibu sangat penting bagi kita semua insan pendidikan, mari kita membangkitkan pendidikan menjadi harapan terjadinya perbaikan kehidupan masyarakat. Kita harus membangkitkan bahwa dengan pendidikan hidup anak-anak itu menjadi lebih bagus lagi," ajak Efan dihadapan puluhan peserta Litnum.

"Bagaimana caranya, kita harus perbaiki kelasnya. Apakah itu cukup? Belum cukup. Bagaimana orang tua juga ikut berperan. Kita membangun kebiasan-kebiasan. Kalau misalnya anak dibawajibkan membaca, gurunya juga harus rajin membaca. Kalau anak dipaksa membaca, berarti gurunya juga harus dipaksa membaca. Kenapa? Karena gurunya yang akan melakukan reviuw terhadap pencapaian anak. Pelatihan ini tidak cukup makanya harus terbiasa membaca," lanjutnya.

Foto bersama usai acara pembukaan Pelatihan Litnum/dokpri

Kata dia, bahwa berbeda membaca dengan menonton. Nonton tiktok dan youtube itu bukan membaca.

"Membaca teks. Contohnya membaca artikel, membaca berita di Koran," katanya.

Efan juga menyampaikan, selama ini anak-anak kurang menyukai manfaat dari pelajaran matematika. Olehnya itu bapak/ibu guru harus membumikan bahwa matematika itu, cara untuk berfikir secara rasional, taktis, analitik.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline