Lihat ke Halaman Asli

APAKAH ALASAN ANDA MENDUKUNG NO. 1 ATAU NO. 2 MASUK AKAL ?

Diperbarui: 18 Juni 2015   08:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Belum pernah dalam sejarah Indonesia pilpes begitu sengit persaingannya. Bukan hanya antar kubu tetapi sudah masuk ke kehidupan masyarakat sehari-hari.  Di rumah saya saling berdebat dan berargumen tentang siapa yang lebih pantas memimpin Indonesia. Beberapa teman saya sampai ‘unfriend’ , mengeluarkan teman di Facebook dari daftar teman setelah saling beradu pendapat tentang jagoan masing-masing.  Seru, panas, kadang keterlaluan alias brutal.  Saking intens-nya persaingan, perdebatan dimana-mana dari forum-forum di dunia  cyber, media online, televisi sampai percakapan di kedai kopi, warung nasi dan di rumah, terkadang sampai ‘e-nek alias mau muntah’ karena sudah terlalu penuh. Cepat-cepat tanggal 09 Juli 2014 saja agar segera ketahuan siapa yang menang dan berakhir semua suara-suara perdebatan itu. Siapapun yang menang semoga membawa Indonesia ke arah yang jauh lebih baik dan pihak yang kalah bisa menerima dengan lapang dada dan tetap terus berkarya untuk kemajuan Indonesia.

Sekarang pertanyaannya apa alasan Anda mendukung no. 1 atau no. 2 ?   Dari hasil pengamatan dan bincang-bincang ada berbagai alasan seseorang menjagokan calon yang dipilihnya.  Alasan kita mendukung adalah alasan sebagai seorang rakyat atau orang biasa di Indonesia. Tentu berbeda dengan alasan para elit seperti ARB, Harry Tanu. atau Wiranto.  Alasan mereka pasti sangat jelas dan punya tujuan masing-masing. Pertanyaan berikutnya, coba pikirkan kembali apakah alasan Anda mendukung masuk akal dan tujuan akhirnya agar Indonesia lebih baik sehingga kehidupan kita sebagai rakyak jelata juga lebih baik. Coba dipikirkan lagi. Jangan cuma ikut-ikutan karena kehidupan Anda di tahun-tahun yang akan datang bisa jadi ikut ditentukan oleh siapa yang Anda pilih!

Ini alasan rata-rata orang memilih no. 1  dan sedikit argument dari saya.

1. Capres no. 1  tampangnya ganteng dan berwibawa

Saya setuju wajahnya cukup menarik, ada lesung pipit sedikit lagi.  kelihatan dari kalangan berduit, dan wajahnya cukup berwibawa alias agak galak sedikit.  Tidak ada yang salah dengan tampang. Bahkan menurut saya, ada poin plus orang berwajah menarik terutama untuk profesi yang banyak berhadapan dengan orang seperti marketing, Customer Service. Hanya ingat peribahasa : don’t judge by the cover. Jangan melihat dari tampang atau permukaan saja.

2. Capres no. 1 tegas

Kalau dilihat dari wajah yang agak galak dan intonasi suara memang memberi kesan begitu.  Tidak ada yang salah dengan itu. Hanya saja ketegasan tidak diukur dari tampang dan intonasi.  Saya kok setuju pendapat ketegasan adalah keberanian mengambil keputusan dan resiko yang menyertainya.

3. Capres no. 1 lebih pintar berbahasa Inggris

Tentu saja karena capres tersebut banyak menghabiskan waktu di luar negeri dan mengambil studi di sana. Jadi tidak heran bahasa Inggrisnya lebih bagus. Kemampuan berbahasa asing terutama Inggris jelas penting. Tetapi bukan hal yang absolut atau utama. Bahasa itu yang penting bisa berkomunikasi, lawan bicara mengerti apa yang kita katakan, cukuplah. Jasa penterjemah juga ada. Lagian ini untuk profesi Presiden bukan resepsionis atau CS di bank asing, atau perusahaan asing yang sehari-hari harus berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

4.Capres no. 1 lebih pintar berpidato

Apakah pintar berorasi/berpidato penting ? Tentu saja karena itu salah satu cara untuk mempengaruhi orang lain. Dari hasil 3 x debat capres kelihatan capres no. 1 lebih baik di intonasi suara dan bahasa tubuh yang merupakan salah satu poin dalam pidato. Untuk pertanyaan terakhir yang membutuhkan ketrampilan orasi kelihatan capres no. 1 lebih baik. Namun untuk isi, pemilihan kata dan cara menjawab pertanyaan harus diakui capres no. 2 jauh lebih baik.  Sebenarnya kemampuan berorasi / berpidato tidak sulit untuk dipelajari. Beberapa bulan bergabung di organisasi seperti Toastmaster pasti akan membantu seseorang lebih bagus berpidato.

5.Capres no. 1 orang militer

Pertanyaannya apakah presiden pasti lebih baik dari kalangan militer ?  Alasan dukungan seperti itu apakah karena agar negara lebih aman dan didukung militer ?   Masih banyak yang bisa diperdebatkan.  Saya lebih setuju untuk melihat karakter orang yang bersangkutan. Capres no. 2 pun juga mendapat dukungan kalangan militer.  Militer belum tentu lebih baik atau lebih buruk dari sipil.  Apakah pemerintahan dibawah militer pasti lebih aman dan pertahanan negara lebih kuat ?   Dari debat capres ke 3, capres no. 1 selalu menekankan kemakmuran rakyat (baca: ekonomi)  sebagai dasar untuk membentuk pertahanan negara yang kuat.  Kalau begitu sebaiknya negara dipimpin oleh seorang ahli ekonomi atau seorang ahli prajurit ?  Dalam sejarah Tiongkok, ahli stategi perang yang membantu raja-nya memenangi banyak pertempuran justru bukan berasal dari kalangan prajurit / militer.  Contohnya Confusius, filsuf  terkenal dan Zhuge Liang, pemikir strategi jenius yang selalu membawa kipas dari bulu burung bangau.

Terlalu dangkal berpendapat negara pasti lebih aman dibawah komando militer. Karena banyak aspek yang terkait. Analoginya seperti : siapa pemimpin perusahaan farmasi yang lebih bagus ?  seorang dokter, ahli kimia atau seorang latar pendidikan bisnis ?

Ada seorang teman saya yang hanya tamatan perguruan tinggi lokal, namun karir dan bahasa Inggris-nya jauh lebih bagus daripada seorang teman lain yang menyelesaikan studi di universitas ternama di luar negeri. Banyak pula yang sekolahnya hanya tamatan SMA tetapi jauh lebih sukses daripada tamatan perguruan tinggi terkenal. Apakah sekolah lokal lebih baik dari sekolah di luar negeri ? atau tamatan SMA lebih baik daripada perguruan tinggi ?  Tentu saja tidak. Maksudnya hal tersebut bukan hal yang absolut. Bukan hal yang utama.

Di atas kertas negara-negara seperti Inggris, Spanyol, Portugal, Italia yang liga sepak bola-nya sudah sedemikian hebat dan banyak pemain bintang, harusnya bisa masuk 16 besar tim piala dunia 2014. Tapi ternyata tidak.  Justru tim-tim yang tidak diunggulkan sama sekali malah berhasil lolos ke babak selanjutnya dari perhelatan sepakbola paling bergensi tersebut.

6.Capres no. 1  didukung banyak partai besar sehingga kans menang lebih besar

Secara matematis betul. Apalagi koalisi tersebut menguasai banyak media televisi yang digunakan untuk propaganda “menjual” capres no. 1.  Sehingga kans-nya semakin besar karena media TV cukup efektif untuk mempengaruhi audiens.  Namun sebagian besar rakyat juga bukan orang partai. Apalagi hasil survey memperlihatkan hal yang berbeda. Jadi belum pasti juga.  1 hal penting yang harus dicatat adalah dengan dukungan partai besar  adalah kekuatiran  akan terjadi transaksi politik dan orang-orang partai koalisi yang masih banyak masalah hukum.  Kalau berakhir dengan bagi-bagi jabatan lagi dan bukan benar-benar murni karena profesionalitas dan kemampuan seseorang,  kapan Indonesia benar-benar bisa maju pesat. Mungkin hanya dalam mimpi.

7.Jika Capres no. 2 yang menang, nanti Jakarta dipimpin aHok non muslim

Sangat disayangkan memang masih ada orang-orang berpikiran sempit dan sara. Walaupun masalah sara tidak akan mungkin dihilangkan sama sekali.  Dengan semakin orang mendapat informasi yang benar,  semoga di masa depan orang-orang lebih bijaksana untuk memilih pemimpin bukan dari mana dan suku apa orang itu dilahirkan. Atau dia pemeluk agama apa, karena agama adalah hal pribadi kita dengan Tuhan, tujuan agama adalah membuat seseorang menjadi manusia yang lebih baik dan bukannya memisahkan manusia yang satu dengan yang lain.

Sekarang apa saja alasan orang-orang mendukung capres no. 2 ?

1. Tampang ‘ndeso’

Ada ada saja yang memilih gara-gara tampang seperti itu.  Fisik banget sich.  Saya lebih setuju tampang ndeso tapi otak internasional dan karakter pantas dipuji. Sekilas saya malah melihat ada kemiripan antara capres no. 2 dengan presiden AS Barrack Obama. Mungkin itu versi internasional-nya ;)

2. Jujur , bersih dan sederhana

Wah kalau ini memang penting banget, terutama kejujuran / integritas. Karena zaman sekarang sulit mencari orang yang berintegritas tinggi, terutama di kalangan pejabat-pejabat kita. Jadi kalau pemimpinnya jujur dan bersih, kemungkinan besar dia juga akan memilih orang-orang yang juga jujur dan bersih dan teladan sang pemimpin juga akan dicontoh bawahannya. Seorang teman yang keluarganya kebetulan mengenal istri capres no. 2 pernah bertanya kepada yang bersangkutan saat capres no. 2 beberapa tahun setelah dilantik menjadi walikota Solo  “Wah enak ya bu, suaminya pejabat tinggi ….”  Calon first lady Indonesia itu menjawab, “ enak apanya bu, adanya malah pengeluaran dari kantong pribadi untuk mendukung proyek-proyek untuk rakyat Solo …” . Konon capres no. 2 tidak segan mengeluarkan uang dari kantong pribadi untuk membiayai proyek untuk rakyat yang masih menunggu keputusan DPRD, yang dianggap urgent.

3. Merakyat dan hobi blusukan ?

Iklan kampanye capres no. 2  “ JW-JK adalah kita “ memang pas menggambarkan alasan orang-orang mendukungnya. Capres no. 2 ini dengan pembawaan, gaya dan hobi blusukan-nya memang sangat pas menggambarkan bahwa dia adalah salah satu dari rakyat biasa. Salah satu alasan capres no. 2 hobi blusukan adalah karena dia mau mendengar langsung dari rakyat-nya. Bukan hanya laporan-laporan yang bisa jadi hanya yang baik-baik. Dia mau terjun melihat langsung.  Menurut saya itu hal yang wajar saja.

Teman saya sering berkomentar tentang jalan-jalan yang rusak, “ pejabat jarang atau tidak pernah lewat jalan ini sich, coba kalau sering lewat pasti bagus.”  Komentar yang sepertinya melucu tapi sangat masuk akal.

Sejarah kekaisaran Tiongkok menunjukkan rata-rata kaisar berumur pendek karena gemar pesta pora makan enak, sementara rakyatnya kekurangan makanan dan energi habis untuk sex yang berlebihan karena banyaknya selir-selir kaisar.  Ada seorang kaisar yang berbeda. Kaisar tersebut suka menyamar menjadi rakyat jelata dan berkeliling pelosok negeri untuk hidup di tengah-tengah rakyatnya. Kaisar tersebut dapat memimpin negerinya dengan bijaksana, karena dia melihat dan mendengar langsung masalah dan penderitaan rakyatnya. Kaisar Khien Long Wong menjadi kaisar yang berumur panjang dan dicintai rakyatnya.

4.Capres no. 2  track record-nya bagus dan sudah punya pengalaman

Salah satu poin yang dilihat dalam keputusan apakah bank memberikan kredit permodalan kepada seorang calon debitur adalah rekam jejak atau track record-nya.  Rekam jejak dapat memprediksi kemungkinan apa yang akan dilakukan yang bersangkutan di masa depan. Orang yang bisa dipercaya untuk hal yang kecil akan lebih dipercaya untuk hal yang lebih besar.  Jika hal kecil dia tidak kredibel bagaimana mempercayainya untuk hal yang lebih besar.  Jika seseorang meminjam Rp. 1 juta kepada Anda dan ternyata tidak membayar hutangnya sesuai perjanjian. Apakah Anda masih berani meminjamkannya jika suatu hari dia datang meminjam Rp. 2 juta ?

Saya melihat 2 x terpilih dengan mayoritas suara sebagai walikota Solo dan terpilih menjadi salah satu walikota terbaik dunia tentu bukan hal yang boleh disepelekan. Itu suatu prestasi. Walaupun kubu lawan tetap memakai berbagai ukuran untuk mendiskreditkan-nya. Patut dicatat angka-angka bisa dimanipulasi tergantung cara melihatnya. Katanya kinerja ibukota Jakarta terburuk dalam 30 tahun terakhir, karena angka penyerapan anggaran mencapai titik terendah. Kalau dilihat begitu saja dan tidak ditelusuri makna di balik angka-angka tersebut, orang mungkin setuju. Tetapi kalau ternyata penyerapan anggaran kecil karena sekarang tidak bisa sembarangan lagi membelanjakan uang. Dulu banyak tender-tender pengadaan barang yang tidak jelas dan pemborosan anggaran yang mengendap entah kemana. Sekarang pemimpin Jakarta mengharuskan transparansi sampai setiap unit barang harus diketahui harganya sehingga terjadi penghematan anggaran yang cukup besar. Seperti kata aHok, katakan di rumah tangga ada sisa uang Rp. 10 juta, ya mendingan uangnya ditabung, masa dipaksa untuk dihabiskan membeli barang-barang yang tidak perlu ! ”   Saya pikir itu sangat masuk akal.

Soal pengalaman walaupun tidak mutlak tapi juga sangat penting, karena setidaknya sudah mengerti lapangan dan apa yang akan dihadapi, dengan penyesuaian skala yang lebih besar.

5.Capres no. 2  didukung orang-orang baik dan bersih

Seseorang baik atau tidak memang relatif, tergantung sisi mana memandang. Tidak ada orang di dunia yang 100 % jahat atau 100 % murni tanpa dosa. Yang benar-benar tahu hanya Tuhan.  Namun yang jelas orang-orang yang selama ini dikenal tidak cacat hukum, tidak korupsi dan karyanya ada untuk kebaikan banyak manusia lain, bisalah kita nilai sebagai orang-orang baik. Katanya, orang-orang baik cenderung mendekat atau tertarik dengan yang baik, demikian sebaliknya. Itu ada benar-nya karena segala jenis mahluk hidup maupun benda ada energi-nya. Dan ada kekuatan tarik menarik energi antar benda dan mahluk hidup yang tidak kasat mata tapi bisa dirasakan.

6.Capres no. 2   tahu apa yang harus dilakukan / action plan-nya lebih jelas

Bangsa Indonesia harus berbangga sudah dapat menyelenggarakan sebuah pesta demokrasi yang baik, seperti acara debat Capres Cawapres. Walaupun belum sempurna, masing-masing calon diberikan kesempatan dan waktu yang sama untuk ‘menjual’ program dan dirinya sebagai yang paling pantas untuk dipilih. Orang bilang tak kenal maka tak sayang. Acara tersebut telah memberikan kesempatan kepada setiap warga Indonesia untuk mengenal calon presiden-nya lebih baik. Jadi siapa bilang acara tersebut tidak penting ? Harus diakui juga capres no. 2 memang terlihat lebih rinci memaparkan apa yang harus dilakukan / action plannya lebih jelas. Terlepas apakah persiapan debatnya lebih baik, yang jelas di debat kita sudah bisa menilai siapa yang lebih siap dan lebih mengerti persoalan. Toh kedua kubu capres sadar acara tersebut ditonton jutaan rakyat dan mereka diberi kesempatan yang sama untuk menjual sebaik mungkin.

Saya tersenyum melihat gambar profil di bbm seorang teman yang berjudul “Joko Way’s :  Do more talk less “ meminjam iklan sebuah rokok. Kerja yang banyak, kurangi omong doank !

7.Capres no. 2  mendukung keragaman dan perbedaan

Itu jelas hal yang sangat prinsip dan penting di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Hanya ada 1 ras di muka bumi, yaitu ras manusia. Artinya kita adalah sama, manusia mahluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Kita bisa saja berbeda warna kulit, suku, bangsa dan kepercayaan. Namun kita semua adalah ras manusia, yang juga memiliki nilai-nilai kemanusiaan yang sama. Punya keluarga yang kita cintai, punya kebutuhan, harapan, impian dan juga ketakutan. Yang kalau dijabarin rinci ternyata hampir semua sama.  Walaupun kubu capres no. 1 juga mendukung hal tersebut, apalagi latar belakang keluarga capres no. 1 yang plural dan keyakinan minoritas,  namun pernyatan capres no. 1 saat pernah diwawancara seorang wartawan asing menimbulkan pertanyaan : …… keragaman dan perbedaan agama menghalangi demokrasi ! “   Semoga saja maksudnya bukan kontra dari prinsip keragaman tersebut.

Sekarang Anda sudah melihat alasan-alasan orang mendukung capres tertentu. Yang manakah Anda ?  Semoga ulasan ini memberikan pencerahan mana alasan yang masuk akal dan mana yang dangkal.  Seorang anak teman saya yang berumur 9 tahun sangat mengidolakan capres no. 2.  Bocah itu sampai berpesan kepada ibu-nya agar tanggal 09 Juli 2014 harus pergi nyobros. Jangan golput, suara mama bisa saja menentukan siapa pemenangnya.  Maka pilihlah no. 1 atau no. 2.  Jika tidak suka dua-duanya, setidaknya pilih urutan ke 2 yang Anda tidak suka. Jangan golput. Malu sama anak umur 9 tahun !

Burung Pipit

Pemerhati masalah kehidupan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline