Lihat ke Halaman Asli

Pilpres 2014 Momentum Bagi Negarawan Muslim

Diperbarui: 24 Juni 2015   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak ada larangan secara konstitusional mencalonkan Calon Presiden dari pemeluk agama diluar Islam. Namun dapat dipastikan bahwa seluruh Calon Presiden yang akan bertarung pada Pilpres 2014 ber-KTP Islam, atau Muslim. Itu wajar dan biasa saja, mengingat prosentasi dari jumlah penduduk Indonesia yang beragama Islam mencapai plus-minus 80%. Sehingga jika Partai-partai Politik mencalonkan figur Calon Presiden yang berlatar belakang Muslim tentu maksudnya agar memiliki  aksestabilitas kepada komunitas terbesar dari Warga Negara Indonesia. Dengan demikian elektabilitasnya dapat bersaing.

Oleh karena konfigurasi penduduk demikian, maka salah satu kriteria yang tidak tertulis atau konvensional yang harus dimiliki oleh para Calon Presiden adalah memiliki watak, sifat dan karakter yang akrab atau dikenal luas sebagai sosok karakter seorang Muslim yang baik. Namun Pilpres 2014, bukanlah ajang pemilihan pemimpin agama, atau pemimpin mazhab tertentu dalam agama Islam. Seorang Calon Presiden merupakan refresentase dari kehendak mayoritas rakyat Indonesia, yang didalamnya terdiri dari beragama agama, mazhab, suku bangsa, etnisitas, dengan beragam kepentingannya masing-masing. Oleh karena itu, karakteristik Calon Presiden tidak cukup hanya seorang Muslim, namun juga haruslah seorang yang berjiwa Negarawan.

Dalam tradisi Islam, tidak ada sosok yang paling ideal sebagai seorang Negarawan Muslim selain Rasulullah Muhammad SAW. Beliau ada suri tauladan yang baik bagi siapapun yang ingin menjadi Negarawan Muslim. Track recordnya sejak masih muda dikenal jujur, pandai bergaul, menghormati yang pemeluk agama lain, menyayagi yang lemah, mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan diri dan keluarganya. Beliau mengharamkan bagi umatnya melakukan penumpukan harta benda, sementara tetangga-tetangganya masih ada yang kelapran, sangat anti-korupsi dan sejumlah sifat-sifat mulia lainnya. Tentu sulit untuk menemukan sosok sesempurna beliau dewasa ini, dengan berbagai alasan yang dapat dikemukakan.

Selanjutnya, setelah Rasulullah SAW wafat, secara berurutan posisi kepemimpinan umat dijalankan oleh Khalifah yang empat. (al-khulafaurrasyidiin). Keempat khalifah ini (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali) adalah sosok ideal dari Negarawan Muslim penerus Rasulullah Muhammad SAW. Abu Bakar dikenal dengan sikap siddiq dan amanahnya, Umar dikenal dengan sikap tegas dan adilnya,  Usman dikenal dengan keahlian managemennya, dan Ali dikenal dengan intelektualitasnya. Paduan antara sikap siddiq, amanah, tegas, adil, skill dalam managemen, dan kepemilikan ide dan gagasan yang dicerminkan oleh keempat khalifah ini, dapat menjadi indikator kita untuk mendefenisikan sosok Negarawan Muslim dalam mencari Calon Presiden 2014.

Kita mencari sosok Calon Presiden yang Jujur, Amanah, Tegas, Adil, Memiliki kemampuan Managerial, dan penuh dengan ide-ide baru bagi kemajuan Bangsa dan Negara.

Kualitas-kualitas tersebut sangat sesuai dengan tantangan yang sedang kita hadapi, sebagai suatu Bangsa. Memang, seringkali karena faktor pencitraan, kualitas-kualitas ini tidak terlihat oleh para Pemilih. Kualitas seringkali diabaikan oleh para konsultan politik dalam mempromosikan sosok figur yang diperkenalkannya kepada publik. Publik seringkali "tertipu" oleh pemberitaan yang tidak benar, informasi yang sengaja di rekayasa demi mengangkat tokoh tertentu, dan disisi lain bermaksud "menenggelamkan" sosok tokoh pesaingnnya.

Prosedure-prosedure demokrasi, yang bertemu dengan bisnis media pencitraan, dalam banyak hal membuat pemilih salah dalam menentukan pilihan politiknya. Idealnya, para Calon Presiden itu, lebih banyak berdialog langsung dengan pemilih, ketimbang hanya mengandalkan media massa yang "direkayasa" untuk memperkenalkan diri. Karena itu, amat baik jika sekiranya KPU mendesain suatu pola debat Capres yang lebih banyak tentang berbagai tema-tema utama yang menjadi tantangan Bangsa kita ke depan. Melalui debat, setidaknya pemilih memiliki kesempatan mendegar apa visi, misi para calon disaat memimpin.

Juga, sebaiknya dunia Kampus, Universitas-universitas ikut terlibat aktif, memediasi publik dalam menguji validasi dari karakter sosok kenegarawanan seorang Calon Presiden, dengan melakukan riset mengenai latar belakang seorang Calon, lalu mempublikasikannya. Atau bermitra dengan KPU melakukan debat-debat publik di Kampus-kampus yang disiarkan secara langsung melalui TV Nasional.

Akhirnya, kita berharap Pilpres 2014 benar-benar mampu menemukan sosok Negarawan Muslim yang tepat untuk memimpin Indonesia. Bukan sekedar Muslim dalam pengertian ber-KTP Islam.

Wallahu a'lam bi al-shawab




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline