Kalau anda penggemar program sketsa komedi Opera Van Java, anda pasti mengenal sosok pria kerempeng, berkulit hitam dan jago membalas celaan Andre bernama Dede. Sosoknya di OVJ bisa merupakan variasi yang cukup menyegarkan, tak heran hanya dalam waktu relatif singkat sosok Dede termasuk yang diajak berfoto oleh para penonton OVJ.
Dede sebenarnya seorang cleaning service yang sering bertugas mendukung crew Opera Van Java jika shooting di studio Guet, Perdatam Raya. Bakat komedi Dede ditemukan oleh seorang creative OVJ juga dengan tidak sengaja. Ketika itu, dua orang tim creative bernama Febri dan Kenit kebingungan karena Tukang Es Doger yang akan dijadikan figuran dalam episode tersebut tiba-tiba menghilang. Mau tidak mau mereka berdua terpaksa berimprovisasi mengakali ketidakhadiran Tukang Es Doger agar talent-talent OVJ bisa mempunyai bahan candaan.
Setelah lama mereka keliling studio untuk "memaksa" orang untuk menggantikan posisi tukang doger ternyata banyak dari crew yang tidak bisa, tiba-tiba muncul sosok Dede yang sedang bersih-bersih di sekitar Control Room dan Ruang Artis. Saat itulah Kenit dan Febri memaksa Dede untuk menggantikan Tukang Es Doger dan diiyakan oleh Dede.
Penampilan Dede perdana di OVJ adalah sebagai Tukang Es Doger awalnya tidak membuat creative OVJ berharap banyak. Sudah tampil saja membuat kedua creative ini merasa puas. Sehingga ketika Dede sukses me-kick balik serangan celaan Andre dengan celaan yang lebih aneh dan ajaib, sekaligus membuat seisi studio tertawa terbahak-bahak, merupakan anugrah yang tidak terhingga bagi tim Creative OVJ karena mereka baru saja menemukan sebentuk berlian yang belum terasah.
Bukan hanya tim produksi OVJ saja yang tertarik dengan bakat alami Dede, talent-talent OVJ seperti Sule, Parto dan Andre pun tertarik untuk memupuk bakat Dede. Apalagi usut punya usut, Dede ternyata sebelumnya tanpa dia sadari sering berlatih ngelawak bersama Komeng jika dia bertugas di program Wara Wiri. Bahkan Komeng pun pernah mengajak Dede untuk diasah bakat ngelawaknya, namun ditolak dengan alasan dia baru saja bekerja sebagai CS, tidak enak dengan teman-teman seperusahaannya. Akhirnya Dede pun menjadi "langganan" tampil di OVJ,
Namun yang amat saya kagumi dari sosok Dede adalah kerendahan hati dan kepolosannya. Pernah saya mengajak dia untuk main ke OVJ. Pada hari H-nya dia tidak datang sama sekali padahal ketika saya bertemu dia di kantor saya sudah wanti-wanti ke Dede agar datang tepat waktu agar saya leluasa nge-brief dia. Tentu saja saya marah. Beberapa hari kemudian saya bertemu dengan dia, niat hati ingin marah-marah sama dia karena mengira dia sudah mulai berubah "sok artis", ternyata alasannya tidak datang karena Ibunya sakit dan dia tidak bisa mengabarkan ke saya karena tidak punya HP. Saya cuma bisa nyengir mendengar alasan Dede.
Selain itu jika dia bertemu dengan Tim Produksi OVJ, satu demi satu disalami dan dicium tangannya, Sampai sekarang saya masih suka bengong melihat cara dia menyapa saya. Bukan hanya itu, dia masih rajin bekerja menjadi CS bersama teman-teman sejawatnya tanpa pernah merasa sok artis. Bahkan kami menjuluki dia dengan sebutan Dede CS alias Dede Cleaning Service, tetapi mendengar nama julukan tersebut dia tidak marah ataupun sakit hati. Di wajahnya selalu berhias senyum lebar yang kemudian berubah malu-malu jika kami menyapa dan menggoda dirinya. Bahkan sampai detik ini, dia masih menemui kami mengenakan seragam CS-nya tanpa sedikitpun rasa malu.
Bukan hanya itu, salah satu rekan kerja saya bercerita barusan bahwa Dede pernah ditanya bagaimana perasaannya tentang popularitas yang baru diraihnya. Ternyata dia menjawab bahwa tidak nyaman dimintai tanda tangan dan berfoto alasannya tidak enak dengan teman-teman sekerjanya karena untuk melayani permintaan tanda tangan dan foto dia harus menghentikan pekerjaanya.....hehehehehehe...... Ketika ditanya dikemanakan honor yang dia dapat ketika sebulan mengisi program sahur, dia menjawab uangnya dia berikan semua kepada Ibunya yang sekarang terbaring sakit akibat patah tulang belakang.
Ah, Dede ternyata saya harus banyak belajar dari kamu. Ternyata kamu memang orang yang baik, yang tidak pernah menganggap popularitas adalah segalanya dalam hidup ini. Mudah-mudahan sikap rendah hati dan kepolosanmu tetap menjadi bagian dari dirimu De. Saya yakin suatu hari nanti kamu akan menjadi seorang komedian besar negeri ini jika kamu tetap bersikap rendah hati dan tentu saja belajar dari para seniormu.
Untuk "Ayah" yang menerima saya di dunia broadcast dengan tanga terbuka. Selamat jalan Mas, toh dunia ini kecil kita pasti akan bertemu lagi. Saya akan selalu ingat wawancara pertama kita di Universitas Atmajaya Yogya yang membawa saya ke dunia ini, juga ketika menampung saya setelah berbagai peristiwa, terima kasih banyak.