Sempat menjalani perawatan intensif di ruang inkubator selama kurang lebih 12 jam, bayi kembar siam berkepala dua yang lahir di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kepahiang, Bengkulu, meninggal dunia, (20/7) sekitar pukul 09.00 WIB.
Anak pertama pasangan suami istri Aswan (32) dan Repasulisti (21), warga Desa Tanjung Agung Kecamatan Ulu Musi, Kabupaten Empat Lawang, Provinsi Sumatera Selatan tersebut tidak menunjukkan gejala membaik. Bahkan kondisinya terus menurun meski telah diberikan oksigen dan bantuan medis lainnya.
“Belum cukup bulan, (kandungannya) baru memasuki pertengahan bulan ke 7,” tulis seorang perawat senior yang enggan ditulis namanya melalui pesan singkat BBM.
Bayi yang belum dikasih nama tersebut, diduga mengalami gangguan organ-organ tubuh seperti ganguan pernapasan, paru-paru dan jantung akibat terlahir prematur.
Setelah proses persalinan, tim medis RSUD Kepahiang terus berjuang maksimal agar sang bayi dapat bertahan hidup dengan memberikan perawatan secara intensif. Meski terlahir dengan dua kepala dan dengan satu badan, bayi tersebut diketahui memiliki dua jantung.
“Ada dua jantung,” kata perawat.
Sebelumnya, bayi malang tersebut lahir secara caesar di RSUD Kepahiang dengan berat badan (BB) 2500 gram dan panjang badan (PB) 47 cm, Jumat (19/7) sekitara pukul 21.00 WIB. Namun, kondisi bayi tidak berangsur membaik hingga akhirnya menghembuskan napas terakhirnya, Sabtu pagi.
Kedua orang tua bayi langsung syok begitu mengatahui buah hati kesayangannya telah tiada. Bahkan sejumlah rekan media setempat yang mencoba untuk meminta keterangan terkait kelahiran langka tersebut, ditolak oleh pihak keluarga bayi.
“Banyak wartawan yang mau meliput, tapi keluarga menolak,” terang petugas medis.
Dikutip laman wikipedia, kelaianan pada bayi tersebut dalam istilah medis disebut dicephalus parapagus on joined twins, yakni kembar mulai dari kepala sampai leher. Dikategorikan berbeda dengan kembar siam karena hanya memiliki satu organ dalam. Mengingat kepala bercabang mulai dari leher, namun tetap memiliki sepasang tangan dan kaki yang lengkap.
Data terhimpun, bayi tersebut merupakan bayi keempat yang terlahir dengan kepala dua dan berbadan satu di Indonesia. Sebelumnya, kasus serupa pernah terjadi di tahun 2009, 2012 dan terakhir Juni 2013 lalu.
Sementara itu, rasio kelahiran bayi kembar siam adalah satu banding 200 ribu kelahiran. Namun hanya 5-20 persen yang mampu bertahan hidup dan 75 persen berjenis kelamin perempuan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H