Lihat ke Halaman Asli

Anton Irza

Hanya petani biasa

Kami Adalah Scooterist, Kami Bukan Terorist

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak ada yang salah dengan kami, karena lebih sering terlihat dijalanan. Kami sama seperti anda yang menginginkan ketenanangan dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan, dankami menemukan hal itu saat mengendarai scooter kebanggaan dijalanan yang panas.

Mesin rusak dan masalah-masalah lainnya dijalanan sudah menjadi penyedap rasa perjalanan itu, karena kami sangat menikmati saat-saat seperti itu. Memang rata-rata scooter yang kami kendarai adalah barang tua, dan seringkali membuat perjalanan tidak sesuai dengan rencana.

Bukan tidak sanggup membeli tiket pesawat seperti yang anda lakukan dalam mengunjungi sanak saudara anda dimanapun mereka. Namun kami lebih memilih membeli bensin dengan uang pembelian tiket itu untuk bisa mengunjungi dan menemukan saudara baru di jalan yang kami lewati sambil menikmati indah serta ganasnya alam ini.

Kami bukan kriminal ataupun terrorist, kami adalah scooterist. Kami cinta damai, karena kami memang mencari kedamaian hidup dengan mengendarai scooter. Kami tidak sendirian walaupun sering terlihat menyendiri melintasi jalanan ditempat anda. Karena kami memiliki saudara dimanapun kami berhenti beristirahat mendinginkan mesin scooter kami.

Terserah anda mau menganggap kami apa dengan penampilan kami saat dijalan, namun jangan pernah rendahkan kami. Karena kami bukan segerombolan pemalas yang tidak memiliki masa depan. kami hanya menjaga persatuan bangsa ini dengan cara kami sendiri. Kehidupan pribadi kami mungkin jauh lebih baik dari anda yang merendahkan kami.

Profesi kami yang beragam tidak pernah menjadi persoalan, karena kami tidak mempermasalahkan pekerjaan seseorang. Kami mandiri dan berkarya sesuai kemampuan masing-masing, sehingga memungkinkan kami untuk bisa bebrbuat sesuatu serta memberikan karya yang berguna dimanapun kami berhenti dan singgah.

Perjalanan yang kami lakukan bukan untuk merugikan saudara-saudara kami dan juga orang lain, perjalanan kami bertujuan untuk lebih mengenal saudara-saudara kami dari suku bangsa dan bahasa ibu yang berbeda.Perbedaan model rambut, mulai dari yang klimis, skin head, mohawk, dan gimbal, serta warna kulit yang dimiliki, ada yang hitam, putih, coklat dan kuning serta bergambar.

Kami juga tidak pernah mempermasalahkan kepercayaan dan keyakinan masing-masing, dan kami menghormatinya . Semua batas-batas telah kami hilangkan dengan memiliki scooter dan mengendarainya dijalanan. Bagi kami perbedaan adalah sebuah kombinasi warna yang sangat indah mewarnai hidup. Kami saling menghargai satu sama lain, dan menjadi saudara karenanya.

Meskipun kami terdiri dari berbagai posisi dan level masyarakat, bahasa scooter telah menyatukan kami. Tidak peduli barang tua ataupun baru maupun jenis modifikasi yang dipakai, semua nya adalah keluarga, keluarga yang sangat besar.

Ada kalanya saat kami berkumpul dalam sebuah pertemuan keluarga di berbagai daerah, anda akan melihat sendiri betapa beragam dan besarnya kami. Semuanya saling bertegur sapa, bercengkrama dan tertawa, seakan tidak pernah bertemu dalam waktu yang sangat lama.

Namun anda jangan salah dengan berfikir kami telah saling kenal sebelumnya, karena bisa jadi saat itu juga kami pertama kali bertemu satu sama lain. Scooter telah membuat kami seakan telah kenal baik sejak lama, dan juga telah lama tidak tidak berjumpa. sehingga suasan akrab sudah menjadi jaminan saat itu, walaupun kami baru berkenalan.

Bagi kami kepercayaan dan kejujuran adalah harga mati untuk bisa bertahan hidup menjadi scooterist, karena kami berada dalam sebuah keluarga yang sangat besar. Sekali saja kami melakukan hal buruk maka akan jeleklah nama kami selamanya, dan bisa mengakhiri semua perjalanan serta mimpi kami. Sebab setiap hal yang kami lakukan adalah jaminan bagi kami untuk bisa terus berjalan dengan scooter meraih mimpi.

Kami juga tidak munafik, mungkin anda banyak menemukan sebagian dari kami yang memuat ulah dijalanan maupun dilingkungan anda. Melakukan berbagai hal buruk yang disengaja maupun tidak, sehingga mebuat anda jadi menggangap kami adalah sampah masyarakat. Kami tidaka akan menyalahkan anda dengan tanggapan itu, karena kami juga menganggap mereka sama seperti anggapaan anda.

Namun sebenarnya itu hanyalah penyeimbang dari semua kebesaran yang kami miliki. Seperti halnya hidup yang selalu berdampingan dua sisi, begitu pun dengan dunia kami. Mungkin masih banyak dari kami yang belum mengerti dengan apa tujuan menjadi scooterist, sehingga mereka berlaku urakan dan meresahkan menurut kebanyakan orang.

Karena itu, disetiap pertemuan keluarga kami juga selalu diarahkan untuk bisa menjadi scooterist yang baik, baik itu pendekatan secara personal ataupun kelompok. Seperti layaknya keluarga dirumah dengan beberapa orang anggota, begitupun keluarga scooterist. Langkah kami juga selalu diawasi dan dikontrol agar tidak salah jalan kelak.

Kami juga memiliki hama, dan hama itu adalah kaum benalu. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang memanfaatkan luasnya dunia yang diberikan dunia kami. Karena bagi kami uang bukan jaminan untuk bisa berkeliling dunia, tapihubungan baik dengan sesama lah yang menjadi jaminan.

Adakalanya uang yang kami sediakan sebagai bekal perjalanan kami tidak pernah terpakai satu sen pun, namun kami tetap bisa sampai ditempat yang kami tuju dan kembali pulang dengan selamat. Dengan itu dapat dibayangkan bagaimana kaum benalu yang menempel kepada kami untuk menopang kehidupannya, dengan berpura-pura menjadi seorang scooterist.

Banyak hal telah kami lakukan untuk memberantas kaum benalu. Agar membuat mereka sadar dan bisa menjadi seorang scooterist sejati yang kreatif dan berguna bagi sesame, seringkali kaum benalu itu tidak lagi mendapat tempat dimanapun mereka singgah dan mampir. Sehingga memaksa mereka untuk kembali pulang keasalnya kalau mereka tidak mau melakukan apapun dan hanya bisa menempel menompang hidup.

Jadi, itulah kami. Kami adalah scooterist, bukanlah terrorist. Sama halnya anda, kami juga manusia biasa yang memiliki kelebihan dan kekurangan. Hanya saja yang mebedakan kita adalah jalan hidup yang kita tempuh dalam menjalani kehidupan, karena kami telah memilih scooter sebagai jalan kami.

**210513**

Sarang @buruank #Minangkabau West Sumatra

Tribute to Pak Tua, scooterist Padang Panjang, 42-615/ PORTUGIS Sumbar. RIP #180513 / 8.00 am




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline