Lihat ke Halaman Asli

Rofatul Atfah

Guru Tidak Tetap

AKHIRNYA JADI PULANG JUGA (Cerber Anak bag 8 - Tamat)

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Malam itu pak Jene bersama anak buahnya dibawa pergi ke kantor polisi. Sementara bujang Saleh menemui mak Limah dan memeluknya dengan erat. Kakek beserta nenek juga sibuk memeluk Ryan, Ale, Meta, dan Kiki. Akhirnya mereka pun melaksanakan sahur di rumah panjang milik keluarga Piter.

“Besok kita jadi pulang kan, Ale ?” tanya Kiki kepada Ale dengan penuh senyum.

“Ya, tetapi apakah terkejar waktunya, soalnya pesawatnya berangkat jam 11, sementara kita masih belum siap-siap,” Ale memikirkan sesuatu.

“Mau ke Banjarmasin ? Mudah saja, naik perahu. Kebetulan aku juga ingin kembali ke Banjarmasin, setelah itu besok baru balik ke Bandung,” ujar Piter memberi solusi.

“Kami ikut, lebih cepat naik perahu daripada jalan darat,” ucap Meta diikuti anggukan kepala Ryan.

“Baiklah, kalau gitu kita pulang semuanya !” seru Kiki senang.

“Kakek dan nenek ditinggal lagi, nih,” kata kakek sambil tersenyum.

“Oh iya, ya,” Kiki jadi berbalik kasihan.

“Tidak apa, nanti kalau liburan lagi, kalian bisa menginap semua di rumah kakek dan nenek, termasuk juga Piter,” usul nenek.

“Ya, begitu juga boleh,” timpal Ryan.

“Liburan yang menyenangkan, penuh petualang,” Kiki tersenyum lega.

“Tidak nangis lagi, kan ?” goda nenek.

“Tidak nek, hanya berubah jadi penakut, hahahaha….,” Ale tertawa keras-keras.

“Ale sebaiknya kalau puasa Ramadhan di sini saja, biar tidak doyan makan,” Kiki balik menggoda.

“Aku sih kuat, daripada ada yang siang-siang mencoba mengintip makanan, hahahha…” kali ini Ryan yang menggoda Kiki.

Mendengar itu semuanya tertawa, sementara pipi Kiki merah padam menahan malu.

“Nanti diblogmu jangan lupa ditulis nama kami semua ya, dan unggah juga foto kami semua, ya ?” pinta Meta kepada Kiki,

“Beres, beres,” Kiki pun benar-benar bahagia di pagi hari itu.

Sehabis sahur mereka kembali ke rumah kakek. Jam tujuh pagi, mereka berangkat diantar bang Rohim sampai ke tepi sungai. Selama perjalanan, Kiki sibuk memotret keindahan alam Kalimantan di sepanjang jalan yang dilalui.

Dari radio yang ada di mobil, terdengar berita ditangkapnya pak Dodi karena diduga terlibat kegiatan yang bersifat illegal. Diantaranya, penyelundupan satwa liar, tambang batubara liar, dan penebangan liar serta penguasaan hutan secara tidak sah.            Dengan ditangkapnya pak Dodi, maka dibatalkan pula pencalonannya sebagai calon anggota DPRD.

“Aku tidak menyangka, akhirnya Dodi tersangkut peristiwa tadi malam,” komentar kakek dengan suara terkejut.

“Siapa pak Dodi, kek ?” tanya Kiki ingin tahu.

“Wah, Kiki sekarang selalu Kepo nih,” Meta menimpali.

Kiki tersenyum-senyum tidak menanggapi ucapan Meta.

“Pak Dodi itu orang berdasi yang pernah bertamu pagi-pagi ke rumah kita,” nenek menjelaskan.

“Oooohhhhh,” Kiki baru tahu.

Selanjutnya, mereka pun menyusuri sungai dengan perahu. Lagi-lagi Kiki masih mengabadikan kehidupan masyarakat sepanjang pinggir sungai.  Tiga puluh menit kemudian, mereka sudah sampai di Banjarmasin. Berikutnya, seperti yang kalian tahu, Ale dan Kiki bertemu Tante Mira di bandara.

Ketika waktu berpisah tiba, mereka pun pamitan dengan kakek, nenek, mak Limah, dan bujang Saleh.  Nenek terlihat haru melepas Ale dan Kiki pergi. Sedangkan Ryan dan Meta masih harus diantar ke rumah orangtua masing-masing di Banjarmasin.

Ale, Kiki, Meta, dan Ryan saling berpelukan. Mata mereka juga berkaca-kaca. Namun, itu tidak lama. Sebab sesudah itu kembali mereka berfoto bersama dan saling bercanda. Ah, biarpun liburan Ramadhan sebentar, namun kesannya sangaaat luarrrrr biasaaaaaaaaaa.

Setelah tiba di rumah, Kiki membuka tabletnya. Dia ingin segera meluapkan hatinya di blog. “Mau tahu tidak, aku baru saja mengalami pengalaman yang tidak terlupakan. Liburan, bertualang, dan puasa di Kalimantan Selatan ! Sungguh mulanya aku tidak betah dan ingin cepat kembali ke rumah. Tetapi sekarang, aku malah ingin segera balik kesana kembali. Menemui kakek dan nenek tercinta, serta Meta, Ryan, dan Piter yang sangat hebat-hebat ! Kalau Ale ? Dia juga hebat, kok. Endingnya, aku jadi tidak benci lagi kepada Ale, asyik kan ?................”

Tulisan itu tidak diteruskan. Sebab Kiki sudah terlanjur tertidur. Kiki bermimpi bertualang lagi bersama saudara-saudaranya. Namun kali ini seperti bukan di Kalimantan. Melainkan di………..ah, tempatnya aneh, karena mereka malah bertualang di arena game di dalam tablet ! Benar-benar tablet ! Rupanya Kiki demam kena flu, lelah setelah habis bertualang di hutan Kalimantan Selatan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline