Tingkat literasi di Indonesia terbilang cukup rendah, menurut the programme for international student assessment (PISA) pada tahun 2018 untuk kategori kemampuan membaca, Indonesia berada di peringkat ke 74 dari 79 negara. Untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa di Indonesia, khususnya pada kategori literasi baca tulis perlu dilakukan pembiasaan kegiatan membaca untuk meningkatkan kemampuan literasi tersebut.
Sistem pendidikan di Indonesia yang berubah sejak adanya Corona Virus menimbulkan banyak hambatan dan kendala salah satunya sulit mengontrol kegiatan siswa dan kejenuhan dalam melaksanakan kegiatan yang berhubungan dengan belajar.
Pembiasaan membaca perlu digencarkan karena menjadi dasar dalam penguatan pengetahuan siswa. SAKU merupakan program yang dibuat oleh Burhan Sidqi, salah satu mahasiswa KKN Tematik UPI yang di tempatkan di salah satu SD/MI di Kec. Parongpong, Kab. Bandung.
"Kegiatan membaca memiliki banyak sekali manfaat seperti memperkaya pengetahuan, melatih fokus, menambah pembendaharaan kata dan masih banyak lagi" Tutur Burhan
Tenyata tingkat minat siswa untuk membaca cukup tinggi, hanya saja kurang adanya pendampingan dari orang tua atau pun guru dan bahan bacaan menarik yang dapat dan mudah di akses siswa.
"Untuk siswa pada jenjang SD/MI masih perlu banyak di dampingi oleh orang tua dan gurunya. Bahan bacaan pun tidak harus terkait pembelajaran, tetapi bahan bacaan ringan seperti cerita pendek atau pun cerita bergambar akan membuat siswa lebih tertarik untuk membacanya." Ujar Burhan
Burhan berharap dengan adanya program ini tingkat literasi kuhususnya literasi baca tulis yang dimiki siswa dapat meningkat dan memberikan banyak manfaat untuk siswa maupun guru.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H