Lihat ke Halaman Asli

Digitalisasi dan Mentalitas Berbagi UMKM

Diperbarui: 6 Oktober 2018   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi pribadi

UNTUK kali keempat saya mendapat kesempatan memberikan materi peningkatan kapasitas usaha UMKM Binaan BUMN PT Permodslan Nasional Madanya di eks Karesidenan Pekalongan Jawa Tengah. Setelah Kota dan Kabupaten pekalongan,batang,kali ini dg 100an lebih UMKM di Pemalang.

Bertempat di Hotel Regina Pemalang,tema kali ini adalah Klasterisasi Bisnis UMKM.Ini tema yg kontekstual dg tren bisnis hari ini yg diwarnai fenomena disrupsi.

Sekitar 100an UMKM berbagi harapan,berbagi peluang dan potensi.Ada pengusaha kuliner,transportasi,bunga melati,sembako,konveksi brazer dan jas, salon,bimbel dan banyak lainnya.Omzetnya dari angka ratusan ribu/bulan sampai ratusan juta.Ada fenomena DISRUPSI, ada Fakta database UMKM yg luar biasa!

Ketika pelaku transportasi konvensional terdesak oleh Gojek,Grab dan uber yg kemudian meraksasa menjadi bisnis multijasa yg digitalisasi, Gosend,Gofood, dan sampai GoPay.Kita juga ternganga dg bergugurannya ramayana,matahari,7Eleven, tergerus oleh Lazada, Bukalapak,blibli,sophie.

Poin platform bisnisnya ada dua kekuatan:

-DIGITALISASI yg beroutput kecepatan dan praktis

-SHARING :Beroutput efisiensi dan percepatan

Maka sejatinya , fenomena Disrupsi adalah peluang untuk melesat.Syaratnya satu, UMKM mau bersatu dan bekolaborasi (sharing dan sinergi).

UMKM terbukti menjadi fundamen ekonomi bangsa ini.Saat krisis ekonomi 1997, banyak bank dan pengusaha berguguran,70 % UMKM tetap KOKOH dan Eksis.

Di empat daerah kota dan kab.pekalongan ,batang dan Pemalang ada ratusan ribu UMKM, bayangkan kekuatannya jika mereka bersatu, membangun berbagai klaster bisnis,menyatukan modal dan potensi,bersinergi dan saling BANTU.Saya rasa ini saatnya UMKM pindah kuadran ,menjadi raksasa dan pelaku bisnis dominan.

Sekali lagi hanya satu syaratnya mengubah MINDSET,dalam bahasa Jokowi merevolusi mental.Dari mental "bermain sendiri" menjadi mental bermain bersama (berjamaah) , dari mental pesimis menjadi mental optimis, dari mental penguasaan aset menjadi mental pemanfaatan aset.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline