Menurut sang masehi, dua puluh tiga tahun yang lampau tepat di hari ini, aku terlahir untuk menghadapi dunia
Saat ketika aku pertama kali menangis entah sebab bersuka atau justru berduka
Aku pun kurang begitu tahu
Yang pasti ku yakin tahu adalah tetes mata bertubi-tubi dari mata Mamah, yang berhulu pada kebahagiaan yang teramat sangat, akan hadirnya anak lelaki pertamanya
Betapa gagahnya aku dinamai, 'Burhani Ash-shiddiqi', yang mengandung arti ‘Dalil yang Membenarkan’
Suatu tanggungan yang tiada pernah ku sangka ketika itu
*
Terus terentang selama hari ini sampai mungkin esok hari, beruntai doa agar aku selamat dunia akhirat
Dari orang-orang yang ku kenal, ada sahabat dan juga guru
Semuanya ingin aku berada dalam kebaikan selamanya
Yang kini baru bisa ku balas dengan mendoakan kebaikan bagi mereka semua yang telah, sedang, dan akan mendoakanku
*
Sebuah hari ini, menandakan perjalanan mengarungi usia yang belum ada apa-apa, belum jadi siapa-siapa
Suatu hari ini, ku doakan agar aku dan orang-orang sekitarku bisa sama-sama sukses nan selamat baik di dunia serta pula di akhirat kelak
Di hari ini, tertulis prasasti janji yang sebelumnya pernah pula ku ukir pada satu tahun yang lalu, bahwa aku harus menjadi lebih baik, yang tanpanya aku akan lebih baik jika mati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H