Lihat ke Halaman Asli

23 Tahun Aku

Diperbarui: 24 Juni 2015   22:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menurut sang masehi, dua puluh tiga tahun yang lampau tepat di hari ini, aku terlahir untuk menghadapi dunia

Saat ketika aku pertama kali menangis entah sebab bersuka atau justru berduka

Aku pun kurang begitu tahu

Yang pasti ku yakin tahu adalah tetes mata bertubi-tubi dari mata Mamah, yang berhulu pada kebahagiaan yang teramat sangat, akan hadirnya anak lelaki pertamanya

Betapa gagahnya aku dinamai, 'Burhani Ash-shiddiqi', yang mengandung arti ‘Dalil yang Membenarkan’

Suatu tanggungan yang tiada pernah ku sangka ketika itu

*

Terus terentang selama hari ini sampai mungkin esok hari, beruntai doa agar aku selamat dunia akhirat

Dari orang-orang yang ku kenal, ada sahabat dan juga guru

Semuanya ingin aku berada dalam kebaikan selamanya

Yang kini baru bisa ku balas dengan mendoakan kebaikan bagi mereka semua yang telah, sedang, dan akan mendoakanku

*

Sebuah hari ini, menandakan perjalanan mengarungi usia yang belum ada apa-apa, belum jadi siapa-siapa

Suatu hari ini, ku doakan agar aku dan orang-orang sekitarku bisa sama-sama sukses nan selamat baik di dunia serta pula di akhirat kelak

Di hari ini, tertulis prasasti janji yang sebelumnya pernah pula ku ukir pada satu tahun yang lalu, bahwa aku harus menjadi lebih baik, yang tanpanya aku akan lebih baik jika mati

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline