Lihat ke Halaman Asli

Rakyat Pinggiran Bersuara, "Lenyapkan Koruptor Di Indonesia, Save NKRI."

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pembaca yang terhormat, melalui portal Kompasiana ini, ijinkan kami untuk memberikan sebuah analogi sederhana bagi "koruptor". Kami anak kampung menyebut koruptor itu adalah "Kuman Berpikir". Bayangkan, ketika kulit anda terasa gatal, barangkali anda berpikir bahwa di kulit anda terdapat kuman yang sedang berlibur menghitung seluruh pori-pori kulit di bagian tubuh anda. Lantas dengan sebab itulah kemudian tak ada seorangpun manusia, saya ataupun anda yang mau hidup bersama dengan kuman, sebab semua kuman hidupnya hanya menganggu ketenangan dan kenyamanan hidup kita, Sekarang saya bertanya kepada seluruh pembaca, “apakah prilaku “koruptor” tidak menganggu kenyamanan hidup anda di dalam bernegara..?. Contoh; Kita telah mengeluarkan uang untuk membayar pajak, lalu tiba-tiba uang tersebut dikorupsi, lantas kemudian apakah anda tidak tersinggung sebagai rakyat yang selama ini susah payah mengumpulkan uang hanya ingin menunjukkan diri anda sebagai rakyat yang taat terhadap Negara dengan mengeluarkan pajak setiap tahun..?.Jika kita berpikir secara sehat, maka pada dasarnya tak ada seorangpun dianatar kita yang ingin melihat koruptor merajalela di negeri ini, apalagi koruptor dibiarkan hidup dan terus seenaknya menggrogoti uang rakyat dengan bermacam-macam cara. Siapapun dia, dan dari lembaga apapun namanya, yang pasti, jika mereka terbukti telah korupsi, maka harus dilenyapkan, tidak boleh dibiarkan hidup di negara kita.KPK sebagai lembaga Negara yang memiliki wewenang memberantas korupsi harus terjaga indevendensinya, tidak boleh diintervensi oleh kepentingan politik. Jika kita sama-sama peduli terhadap NKRI, serta komitmen memberantasi korupsi, maka tidak cukup kita hanya bergantung terhadap KPK, meskipun KPK dibentuk secara khusus menangani persoalan korupsi. Tetapi jauh lebih penting menurut saya adalah memerangi korupsi tersebut mulai dari diri kita sendiri.Hal yang sama juga berlaku pada lembaga POLRI. Kita ketahui bahwa POLRI adalah lembaga aparatur negara, di dalamnya ada polisi yang setiap waktu menjaga stabilitas negara kita. Kita patut bersyukur kepada seluruh aparat kepolisian yang selalu setia melayani, mengayomi, serta melindungi masyarakat kita di tanah air, meskipun beberapa kasus penembakan masyarakat oleh beberapa oknum aparat kepolisian masih saja terdengar.KPK dan POLRI, kedua lembaga negara ini harus diselamatkan. Tidak boleh ada diskriminasi bagi keduanya. Hal ini penting bagi keutuhan NKRI, sebab KPK dan POLRI adalah lembaga "kebaikan". Karena KPK dan POLRI merupakan lembaga kebaikan, maka harus diisi oleh orang-orang baik, karena orang-orang baiklah yang akan mampu mewujudkan kebaikan bagi NKRI.Mengharapkan kebaikan terlahir dari kedua lembaga ini, sebut saja "Indonesia bebas dari koruptor, serta Indonesia aman, damai dan adil di mata hukum". Adalah semata-mata "nilai" yang seharusnya menjadi orientasi utama yang harusnya dilahirkan oleh KPK dan POLRI, "jangan malah mempertontonkan kisrus seperti sekarang ini dong.".Bahwa akhir-akhir ini, KPK dan POLRI sedang mempertontontkan sikap buruk di negeri kita. Kisruh KPK dan POLRI yang beberapa minggu terakhir ini telah melahirkan keprihatinan publik terhadap lembaga KPK dan POLRI, masyarakat pada sedang prihatin dan khawatir bilamana kredibiltas KPK dan POLRI yang selama ini baik kemudian rusak gara-gara kasus "BG dan BW" Di sejumlah media masa; koran, televisi. serta sosmed; facebook, twitter, blackberry mesenger, dll. Melalui media tersebut masyarakat sedang heboh dengan persoalan yang dialami KPK dan POLRI. Reaksi masyarakat yang membela KPK, mereka bereaksi dengan membuat akun twitter "SAVE KPK". Hal yang serupa tentunya juga dilakukan oleh masyarakat yang membela POLRI. Bahkan yang menarik, masyarakat yang memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi, mereka juga ikut andil bagian dengan menulis status "Save KPK, Save POLRI, Save Indonesia".Lalu bagaimana dengan masyarakat yang hidup di daerah perkampungan yang tidak memiliki media masa, tidak memiliki listrik, tidak memiliki jaringan internet seperti kalian yang hidup di Kota. Bagaimana mereka harus memberikan dukungan kepada kedua lembaga ini. Wallahua'lam, saya sendiri pun merasa bingun terhadap persoalan KPK dan POLRI. Saya hanya bisa beasumsi, dan bersikap tidak percaya terhadap oknum KPK dan POLRI, “komisioner KPK dan aparat Kepolisian juga manusia”.Meskipun demikian, saya optimis terhaap Bapak presiden dan wakil presiden (Ir. H. Joko Widodo, dan H. Muhammad Jusuf kalla) sebagai kepala Negara Indonesia bisa menyelesaikan persoalan ini. "Kami masyarakat kampung tidak tahu-menahu apakah persoalan KPK dan POLRI saat ini berat atau ringan, sulit ataupun mudah untuk bisa diselesaikan. Tetapi kami mengerti bahwa korupsi itu bukanlah prilaku baik dan prilaku yang boleh dilakukan oleh semua pihak, apalagi pihak penguasa Negeri ini. Selain itu, kami sangat membutuhkan "ketenangan" dalam bernegara; kami butuh keamanan, kami butuh kedamaian, dan yang jauh lebih penting adalah kami butuh keadilan dan sejahteran. Oleh karena itu, mohon kepada yang terhormat; Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden, agar secepatnya bersikap untuk menyelesaikan kisruh KPK dan POLRI. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline