Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

Oksigen Kolaps, Tragedi Tintanic Masa Pandemi

Diperbarui: 29 Juli 2021   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tabun-tabung kosong antrin untuk diisi, pada situasi normal tidak sudah tidak pakai model ini/Dokpri

Suara alarm panel tekanan Oksigen Sentral menderit, tak hanya di ruang saya beranjak namun dari ruang-ruang lainnya se- Rumah Sakit.

Dering telepon tak pernah berhenti, baik telepon meja atau telepon ruang jaga menuju tiap kamar pasien. Jerit kepanikan pasien terdengar baik dari sisi selatan ataupun sisi utara.

Sementara doorloop depan nampak keluarga penunggu mulai naik lewat tangga, meski pada hari normal tidak diperkenankan ada orang umum berada di lokasi ini.

Yang dinas pagi telah mempersiapkan cadangan 4 tabung oksigen besar berada di luar dekat pintu utara, 3 tabung oksigen kecil, dan 3 mesin oksigen portable. Saat operan jaga, sudah dikasih tahu tentang kondisi persediaan oksigen sentral yang sedang kritis.

Dalam situasi tergesa sesegera memakai apd sesempurna mungkin. Saya lelaki lebih cepat berdandan dibanding 3 perempuan teman jaga saya.

Saya punya prioritas kamar mana yang harus saya masuki dulu dari 27 tempat tidur yang terpisah oleh ruangan jaga, dan hanya boleh sekali lewat. Karena bila salah lewat akan membuat kontaminasi dan menyebarkan penyakit.

 

Mesin oksigen portable/Dokpri

Saya lari sembari menyeret mesin oksigen portable yang mirip mesin pompa aquarium. Saya masuk kamar no B tempat tidur sisi timur.

Langsung colokan listrik mesin portabel, saya pasang selang kanul nasal sembari melepas selang nrm yang mengcover mulut dan hidung pasien yang dalam keadaan tersengal-sengal.

Harapan saya, ini tindakan sementara sebelum saya berhasil memasang manometer pada tabung kecil yang berada di balik pintu. Karena kemampuan mesin oksigen portable dibawah 5 liter sedangkan pasien nrm butuh 9 liter.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline