Beberapa waktu yang lalu sebelum pandemi kami berdiskusi santai saat mas Iskandar Zulkarnaen (Isjet) ke Ponorogo.
"Iqro.... Kita kurang membaca bahkan tidak mau membaca....." kata pak Tedjo, menurutnya orang akan lihat judulnya, baca alenia awal, dan berani menyimpulkan tanpa baca sepenuhnya artikel. Bahkan orang akan acuh pada tulisan atau bahkan orang disekitarnya.
Mas Isjet menambahi, jaman medsos sekarang orang cenderung malas membaca.
"Membaca hasil perahan bacaan orang...." kata mas Isjet, orang membaca lalu disimpulkan dengan keterbatasan kemampuannya, atau dengan asumsinya, bahkan dengan segala kepentinganya lalu di share lewat media sosial yang sudah berbeda dengan bacaan aslinya. Dan berkecederungan hoax dan sampah, imbuhnya.
Orang akan cenderung tidak telaten baca koran, bahkan orang malas membaca tulisan ofline, orang akan cenderung memilih tulisan yang simple, tidak terlalu panjang, dan langsung pada point.
Maka dari itu bagaimana usaha agar tulisan laku atau terbaca. Bukan berarti plin plan tidak punya jati diri atau mengurbankan ciri khas.
Lalu bagaimana tren 2021?
Tren tahun 2021 orang cenderung menyukai visual, menyukai banyak gambar-gambar daripada banyak tulisan, itu pendapat pribadi saya.
Medsos semacam Instagram, TikTok, dan YouTube makin diminati. Orang tinggal baca seperlunya, tidak mau repot baca langsung lihat foto atau video dan menikmati.
Kalau awal tahun 2021 seperti itu, maka harus menyiapkan hal tersebut.
Foto harus informatif, foto harus indah, foto harus bisa bercerita, dan foto harus menarik perhatian.