Tanggal 14 Nopember hari ini diperingati sebagai hari Diabetes Internasional. Tentu tujuannya guna mengingatkan pada kita semua akan bahaya diabetes, juga sebagai alarm angka diabetes yang meningkat pesat.
Lalu apa hubungan Impoten (Disfungsi Ereksi) dengan Diabetes?
Berikut wawancara dengan urolog RSUD Harjono Ponorogo, dr. Riza Mazidu, SpU.
Impoten atau disfungsi ereksi adalah kondisi ketika pria tidak bisa atau ketidakmampuan mendapatkan seks atau juga mempertahankan ereksi secara optimal saat sedang berhubungan seks.
Ereksi sendiri terjadi karena adanya perubahan aliran darah dalam penis. Ketika seorang pria terangsang, saraf membuat pembuluh darah dalam penis melebar. Aliran darah yang masuk akan lebih banyak dibandingkan yang keluar dari jaringan penis, sehingga mengakibatkan jaringan korpus kavernosum mengeras. Pada orang yang mengalami impotensi terjadi gangguan baik pada syaraf maupun aliran darah di penis.
Dokter Zidu menerangkan secara sederhana impotensi disebabkan oleh 2 E, yaitu Endotel dan Emosi.
Endotel menurut dokter Zidu, lebih mengarah pembuluh darah, pada kerusakan fisik, organ, syaraf, pembuluh darah pendukung.
Gangguan yang membuat aliran darah lebih rendah atau kerusakan saraf di penis.
Kerusakan saraf penis bisa diakibatkan dari operasi panggul atau perut. Penyakit jantung dan penyempitan pembuluh darah, diabetes, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, obesitas dan sindrom metabolik, penyakit parkinson, gangguan hormonal, termasuk kondisi tiroid dan defisiensi testosteron. Kelainan struktural atau anatomi penis, seperti penyakit peyronie, cedera di daerah panggul atau sumsum tulang belakang, Terapi radiasi ke daerah panggul.
Gangguan endokrin paling umum adalah diabetes mellitus dan menjadi penyumbang angka kejadian pada impotensi, sehingga sering gangguan endokrin dari diabetes ini dijadikan penyebab tersendiri.
Kegagalan pankreas tidak menghasilkan insulin yang cukup atau tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang tersedia dengan optimal. Kadar gula berlebihan dalam darah yang dapat mengakibatkan komplikasi berupa neuropati, angiopati, dan penurunan fungsi organ.