Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

Reyog Brawijaya Rebut Piala Presiden, dan Keoptimisan Berkembangnya Seni Reyog

Diperbarui: 2 September 2019   06:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pasukan Brawijaya, Kontingen Reyog Brawijaya memenangi FRPN 3 kali berturut-turut

Festival Nasional Reog Ponorogo XXV resmi ditutup semalam. Festival yang memperebutkan Piala Presiden tersebut digelar saban tahun menjelang tahun baru Hijriyah (1 Suro), bersamaan Hari Jadi Kabupaten Ponorogo.

Kontingen Seni Reyog Universitas Brawijaya berhasil mempertahankan dominasi juara selama 3 tahun berturut-turut.  Sehingga sedari awal penampilannya sudah ditunggu-tunggu. Penyandang juara bertahan tersebut mempunyai data tarik tersendiri. 

Jathilan, penampilan universitas Brawijaya Malang

Tarian Warok

Kepedulian universitas Brawijaya akan pengembangan seni Reyog tak diragukan lagi. Pengembangan, bukan hanya kelestarian kata Imam Restu Rizal. 

Menurutnya seni Reyog terus berkembang dari waktu ke waktu, dan ini tidak bisa dipungkiri. Bagaimana awal sejarah seni Reyog dimulai, sampai para penari yang awalnya khusus kaum lelaki seperti khas kesenian Jawa Timuran. Yang terus berevolusi dengan masuknya penari perempuan. Dari seni jalanan (obyokan) sampai seni panggung. Dari seni pinggiran sampai menjadi seni teatrikal.

Imam Restu Rizal menceritakan, bagaimana pihak Universitas Brawijaya menjaring bibit penari khususnya Reyog. Sedari para calon mahasiswa masih duduk di di bangku SMU. Bagaimana pihaknya memberikan tiket khusus bagi calon mahasiswa-mahasiswi yang mempunyai bakat seni. Tak hanya akademis segi sosial budaya juga getol digarapnya. 

Sehingga tak heran beberapa waktu yang lalu Reyog Universitas Brawijaya menjadi duta seni di mancanegara bergabung dengan duta-duta seni dari negara lain.

Ganongan

Ada yang menarik pada festival Reyog belakangan ini, kalau dulu peserta dari group-group seni reyog yang tersebar di Indonesia. Sekarang peserta juga berasal dari Intansi akademis, kesatuan, BUMN, bahkan perwakilan dari pemerintah daerah.

Ada kontingen berasal dari kesatuan TNI AU Singo Dirgantoro, Singo Watu Ireng dari Polres Muara Enim, dan Kodam V Brawijaya.

Tampilan Universitas Jember

Kontingen dari akademisi, Universitas Brawijaya, Universitas Jember, Universitas Muhammadiyah Ponorogo, Unipma Madiun, Universitas Wijaya Kusuma Surabaya, dan group Reyog dari SMU.

Ada Bank BNI 46, ada perwakilan Pemda Pacitan, Wonogiri, Madiun, Batu, Malang, Ambulu Jember, DKI Jakarta, Surabaya yang totalnya 34 peserta.

Pada pidato penutupan Bupati Ponorogo Ipong menyatakan keotimisan diakuinya kesenian khas Reyog oleh badan dunia UNESCO semakin terbuka lebar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline