Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

Isyanto, Perajin Wayang Kulit Langka di Indonesia

Diperbarui: 17 November 2021   11:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Isyanto, menimang wayang kulitnya yang masih mirip emping melinjo mentah | dokpri

Sekilas dari kejauhan mirip emping melinjo raksasa mentah yang siap goreng. Isyanto berkali-kali membolak-balik lembaran tersebut, dia tak ingin ada yang cacat dari lembaran tersebut. Sekecil apapun kecacatan akan membuat cacat karya yang dia kerjakan.

Lembaran yang mirip emping melinjo tersebut didatangkan dari Jawa Tengah, merupakan kulit kerbau kualitas terbaik. Menurutnya karakteristik kulit kerbau dari Jawa Tengah paling bagus, baik tekstur, tingkat kekeringannya, warna, sampai kerataan tebal tipisnya.

Ketika diperhatikan lebih seksama, lembaran tersebut rumit dan detail, alias njlimet orang Jawa mengistilahkan. Hanya orang-orang berjiwa seni tinggi yang mau dan mampu melakukan.

Karya Isyanto menjadi buruan kolektor | dokpri

Bahan mentah tersebut baru saja selesai disungging, istilah menatah dalam wayang kulit. Pahatan atau sunggingan tersebut hanya dalam ukuran milimeter, ada yang berupa guratan dengan kedalaman setengah tebal kulit, namun kebanyakan sampai tembus. Setiap pahatan ataupun guratan mempunyai istilah masing-masing.

Ketelitian, ketepatan ukuran, presisi, pahatan atau sunginggan, sampai pewarnaan harus sempurna. Tak boleh ada kesalahan, begitu tertatah salah akan berubah makna ataupun fungsi. Sekali dalam mewarna juga tidak boleh salah, karena kulit kerbau tersebut langsung menyerap warna dan tidak bisa dihapuskan.

Tiap warna punya istilah sendiri, dan mempunyai makna, setiap warna akan membentuk karakter pada tokoh. Ada gradasi warna dari warna satu keping warna lainya, sehingga warna terasa kalem tidak menyolok mata. 

Detail, lubang lubang tersebut dalam ukuran milimeter | dokpri

Kaca pembesar untuk ketelitiannya | dokpri

Untuk melakukan kurasi tersebut Isyanto melakukannya sendiri dengan bantuan kaca pembesar. Isyanto menjelaskan dulu semua pekerjaan ditangani sendiri, namun belakangan ini di bantu istri dan karyawanya. Alasan kesehatan yang menurun karena bertambahnya usia.

Semua wayang dia sendiri yang mempola, begitupun lukisan besar yang berharga ratusan juta. Setiap hasil sunggingan karyawannya akan dia kurasi, terutama bagian wajah karena hal ini sangat vital jelasnya. Misal matanya kurang lebar, matanya kurang menonjol, matanya kurang redup, mukanya kurang garang, dan sebagainya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline