Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

Mereka Berbahagia dari Sampah Idul Fitri

Diperbarui: 25 Mei 2020   11:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

berkah sampah koran bekas sholat Idul Fitri|Dokumentasi pribadi

Atik langsung merangsek maju dari tempatnya berdiri. Anak bungsunya langsung dicangklek (gendong samping) memakai kain jarik yang sedari tadi dibikin kalung. Dia segera berhamburan berebut koran-koran bekas bersama puluhan pencari koran bekas sesamanya.

Koran-koran bekas alas sajadah sholat Idul Fitri. Hujan di malam takbiran semalam meski sebentar menyisakan gembongan-gembongan air di aspal yang tidak rata. Koran-koran bekas dari berbagai media dengan segala jenis berita. Koran-koran bekas yang begitu saja ditinggalkan oleh pemakainya. Koran-koran sampah berbagai hasil jurnalis dan berbagai isi berita yang entah sudah terbaca atau belum oleh pemiliknya.

mengais rejeki di hari nan fitri|Dokumentasi pribadi

sampah berkah|Dokumentasi pribadi

tak ada yang sia-sia dari apa yang telah disia-siakan|Dokumentasi pribadi

sampah koran bekas alas sholat Idul Fitri|Dokumentasi pribadi

Atik, Rudi, Jarno, dan puluhan temannya adalah pemburu berkah, dari sampah-sampah koran yang berserakan. Koran-koran ketika menjelang sholat Idul Fitri paling dicari untuk solusi, koran yang dijajakan oleh pedagang koran bekas. 2 ribu berisi 2 lembar koran bekas, harga yang tak seberapa bila dibandingkan dengan fungsinya. Harga 2 ribu yang membuat pembelinya tak lagi was-was sajadah, jidat, dan bokongnya basah oleh genangan air. Harga yang tak seberapa dibanding dengan khusuknya sholat yang dia kerjakan. Sholat Idul Fitri yang hanya dikerjakan setahun sekali.

Bagaimana nasib kora-koran bekas 2 ribuan ini setelah sholat Idul Fitri usai? Koran-koran sampah saksi ketertundukan pada Illahi di hari Idul Fitri. Dibiarkan saja berhamburan di jalan propinsi. Ditinggalkan begitu saja oleh si pemakai, seakan sipemakai lupa pada janji. Mirip-mirip pilkada ikut berjuang mati-matian dan begitu jadi dilupakan. Dibiarkan berserak lupa berterima kasih.

Untung ada Atik, Rudi, Jarno, dan puluhan temannya pemburu sampah berkah. Menurut Jarno tak ada niatan untuk mencari pahala dari mengumpulkan sampah-sampah. Dia dan keluarganya berharap bisa makan dari sampah koran bekas yang berserakan ini. Menurut Atik sekilo koran bekas dihargai 3,5 sampai 4 ribu, lumayan katanya karena bisa mendapat 10-an kg. Uang 30-40 ribu sudah di pelupuk mata.

Beda lagi sama Rudi, dia membawa becak dia sudah mengumpulkan dari dua tempat sholat Idul Fitri. Mungkin bila dikira-kira sudah 40-an kilo lebih yang dia dapat.

gunungan sampah koran bekas, pundi pundi bagi rudi|Dokumentasi pribadi

Wahyudi terbantu dengan kehadiran pemburu sampah koran bekas|Dokumentasi pribadi

Bagi Wahyudi petugas dinas perhubungan, keberadaan pencari sampah koran bekas sholat Idul Fitri adalah berkah juga baginya. Karena jalan segara bisa dilalui. Jalan di barat alun-alun Ponorogo ini adalah jalan utama yang menghubungkan Ponorogo dengan Pacitan, Trenggalek, Wonogiri Jawa Tengah, Madiun, dan Magetan. Diapun berusaha membantu para pencari sampah koran bekas untuk mengumpulkan sampah.

Ternyata tak ada yang sia-sia dari apa yang telah disia-siakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline