Saya awam soal film, dan sudah lama ndak ke bioskop. Selain karena kotanya kecil, kota saya baru ada bioskop tahun tahun terakhir ini. Itupun juga belum pernah datang sama sekali.
Terakhir ke bioskop tahun 1992-an ketika jaman SMA, lewat student show yang digelar pada hari Sabtu sehabis jam sekolah.
Mendadak belakangan ini muncul istilah restorasi, reboot, bahkah remake film Tiga Dara. Bahkan planet kenthir bikin ivent mengupas film Tiga Dara, mau ndak mau harus baca-baca.
Sempat bingung dengan istilah-istilah tersebut, semuanya menyangkut film Tiga Dara yang legendaris. Awalnya saya menganggap ketiga istilah tersebut sama, sama-sama menyelamatkan film Tiga Dara.
Ketika Film Tiga Dara yang telah direstorasi tayang sejak 11 Agustus lalu saya bertambah bingung. Lohh.... Dari cuplikan-cuplikan yang ada di media dan youtube kok ndak seperti yang ada dalam angan saya?
Dalam waktu yang hampir bersamaan ada audisi tentang film Tiga Dara juga yang dibesut sutradara Nia Dinata, ini yang mana lagi??
Bahkan di era tahun 2000-an yang lalu juga sempat beredar ada proyek film yang bertajuk film Tiga Dara juga, kalau ndak salah bintang-bintangnya Siti Nurhaliza, Krisdayanti, dan Dian Sastrowardoyo. Tapi entahlah tidak tahu kelanjutannya.
Ah ternyata istilah-istilah film banyak, bikin bingung. Buka kamus dan buka-buka bacaan lain akhirnya.
Restorasi Film? Menurut KBBI diartikan “pengembalian atau pemulihan kepada keadaan semula (tentang gedung bersejarah, kedudukan raja, negara); pemugaran”
Jadi intinya mirip benda cagar budaya tidak dirubah dan tidak ditambahi, artinya diselamatkan kalau boleh saya maknai.
Tentu butuh kehati-hatian, ketrampilan, tehnik, bahkan dana yang banyak untuk projek penyelamatan ini. Dengar-dengar kabar konon restorasi film Tiga Dara menghabiskan 3 milyaran rupiah.