Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

Mengajarkan Berkompetisi dan Kekompakan Lebih Dini Melalui Lomba Kerawitan

Diperbarui: 3 Agustus 2016   19:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Usianya masdh belia, namun penampilannya menggemaskan

Ponorogo, 3 Agustus 2016
Ada perasaan bangga dan hampir tidak percaya ketika menyaksikan anak-anak usia SD dan SMP memainkan seperangkat gamelan. Terdengar tak ada bedanya dengan permainan orang dewasa. Tembang  wajib dan tembang pilihan begitu mudah dibawakan, meski fostur tubuhnya terkadang tak bisa mencapai pada alat gamelan yang harus dipukulnya. Dengan sedikit jongkok atau badannya disorongkan agar nada bisa terkejar. Maklumlah seperangkat gamelan yang mereka pakai sama persis dengan perangkat gamelan orang dewasa, seperti yang panitia sediakan.

Kegiatan lomba karawitan tersebut digelar di pendopo agung kabupaten Ponorogo dalam rangka memperingati Hari Jadi Ponorogo ke 520 tahun. Kegiatan ini rutin digelar dengan dua kategori, untuk usia SD sederajat dan usia SMP sederajat. Lomba diikuti perwakilan SD dan SMP yang ada di kabupaten Ponorogo.
Total peserta 49 group, yang terdiri 31 group usia SMP dan 18 group usia SD (1 group mengundurkan diri), jadi total peserta yang tampil 49 group.

datu group fari perwakilan sekolahan terdiridari 25 anak

Pemerintah daerah dalam hal ini Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) menggelar Lomba karawitan pelajar,SD,MI, SMP,MTs, se Ponorogo.

Bupati Ponorogo Ipong Muchlissoni pada sambutan pembukaan lomba mengungkapkan kebanggaannya atas terselenggaranya kegiatan lomba kerawitan, lomba karawitan sangat bagus untuk generasi muda untuk lebih cinta terhadap kesenian asli Indonesia.

[caption caption="Bupati Ipong berserta ibu pada pembukaan lomba kerawitan, Saptojatmiko dok"]

[/caption]

"Terima kasih anak-anakku semuanya.... kalian semua sudah menguri-nguri budaya bangsa, saya sangat bangga sekali.” Kata bupati.

“Teruslah pelihara warisan leluhur bangsa ini, mudah-mudahan hari jadi ke 520 Ponorogo ini menjadi tonggak untuk maju berbudaya dan religius, kewajiban kita semua melindungi budaya bangsa ini” pesan Bupati Ipong yang dilanjutkan acara pembukaan.

Selaras dengan Bupati ketua seksi kegiatan Sindu Prawoto mengatakan kegiatan lomba karawitan ini memiliki makna dan tujuan yang sangat positif.
Menanamkan cinta budaya bangsa kepada anak-anak sejak dini, menanamkan budi pekerti luhur, menciptakan seniman cilik.

kerawitan ajarkan kekompakan

peserta udia SMP

"Lomba mengajar mereka berkompetisi, kelak dewasa mereka terbiasa hidup di jaman yang dipenuhi persaingan, kerawitan juga mengajarkan mereka hidup kerjasama sehingga tercipta harmonisasi.” Imbuhnya lagi.

Pada lomba yang digelar dua hari tersebut mewajibkan untuk setiap group peserta membawakan tembang wajib dan tembang pilihan.
Untuk SD sederajat tembang Ketawang witing klopo sebagai tembang wajib, dan satu tembang dolanan sebagai tembang pilihan.
Sementara untuk usia SMP sederajat tembang Elo-elo Gandrung munggah ketawang ibu pertiwi laras pelok menjadi tembang wajib, untuk tembang pilihan bebas gending lancaran.

juri didatangkan dari luar kota yang berkompeten pada bidangnya

Tidak tanggung-tanggung kali ini juri didatangkan dari luar kota, selain untuk menjaga netralitas juri tersebut dipilih orang-orang yang berkompeten di bidang keilmuannya.
Juri dari Surabaya Drs Fx. Darmono Saputro, Msi dan Bambang Dwi Santoso, Mpd sedangkan satunya lagi dari Tulungagung yaitu Kamiran Mpd.
Penilaian ditekankan pada Laras artinya rasa, leres yang maksudnya ketepatan, rempek artinya kekompakan, dan penampilan.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline