Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

Cerita Secangkir Kopi

Diperbarui: 15 Juni 2016   13:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kopi Tekluk, legenda Ponorogo

Di tempat kami hitamnya kopi dianggap benda suci; santri bahkan kyai ketagihan kopi, jadi sarana mengaji dan menyebar kitab suci

Di tempat kami kopi identik dengan lelaki;  bangkitkan nyali, nambahin konsentrasi,  dan jimat menaklukan istri

Di tempat kami pahitnya kopi dianggap karya seni; penggiat seni menimba inspirasi, banyak pelaku seni menjajakan diri

Di tempat kami getirnya kopi menjadi simbol demokrasi, para politisi obral janji, legislatif gali aspirasi

Di tempat kami secangkir kopi dianggap biang keladi;alat negoisasi, konspirasi, kolusi, bahkan awal dari korupsi

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline