Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

Mengapa Pasien Berani Menegur Dokter?

Diperbarui: 20 Desember 2015   15:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dokter.... Cuci tangan dulu sebelum memeriksa bayi saya....."

Saya kaget mendengar seorang ibu muda kepada dokter yang akan memeriksa bayinya. Selama ini hubungan antara dokter dan pasien terasa timpang seakan informasi hanya searah. Di mana dokter lebih dominan, lebih banyak memberikan intervensi dibanding pasien atau keluarga pasien. Sebagai kultur orang timur perkataan tersebut serasa ndak enak didengar bahkan janggal. Meski tutur kata ibu muda tadi pelan, namun membuat saya terkesima, luar biasa berani dia untuk seorang perempuan di daerah pinggiran.

Setelah pemeriksaan selesai saya memberanikan diri bertanya pada si ibu muda tersebut, "Apa yang ibu katakan pada dokter Eko sebelum memeriksa bayi anda?"

"Saya menyuruh dokter Eko cuci tangan dulu sebelum memegang bayi saya, saya takut anak saya bisa kena infeksi...." jawabnya.

"Memangnya dokter Eko pembawa infeksi??" tanya saya heran.

"Bayangkan mas dalam sehari dokter eko puluhan kali memegang bayi dan anak yang sakit, coba apa dokter bisa menjamin bebas kuman?" katanya yang mebuat saya bengong.

"Salah sendiri sih dokter Eko, pertama kali kami datang di rumah sakit memperkenalkan diri dan nyuruh mengingatkan bila dia lupa cuci tangan..." katanya lagi.

Ketika saya konfirmasi dokter Eko Jaenudin SpA mengatakan, "Saya yang mengajari ibu-ibu tersebut mas..."

"Saya punya cara untuk berbagi pengetahuan dengan mereka, kali pertama bertemu dengan mereka saya selalu memperkenalkan diri dan mengajari mereka." ujar dr Eko.

"Saya dokter Eko yang akan menangani anak ibuk, tolong ingatkan saya untuk cuci tangan ketika memeriksa anak ibu...." cerita dokter Eko untuk kali pertama bertemu.

Untuk hari ke 2,3 dan seterusnya dr Eko akan berkata, "Saya siapa ibu?" dan "Sebelum memeriksa anak ibu saya harus ngapain dulu?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline