Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

[kampretjebul4] Pasar Lanang dan Pasar Wedok di Ponorogo yang Kian Terancam

Diperbarui: 17 Juni 2015   08:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14275560771977044869

[caption id="attachment_406088" align="aligncenter" width="620" caption="Pasar Songgolangit, Pasar Legi, Pasar Wedok apapun namanya ini merupakan pasar induk dan pasar terbesar di Ponorogo"][/caption]

Ponorogo, 28/03/2015

Banyak pengunjung yang tidak tahu nama pasar induk di Ponorogo ini, karena namanya relatif baru dan sekitar 10-an tahun terakhir nama itu digunakan, setelah peristiwa kebakaran pasar dan dibangun menjadi 2 lantai. Nama Songgolangit diambil dari legenda Ponorogo putri jaman kerajaan sebelum berdirinya Ponorogo. Maka dari banyak pengunjung yang tidak mengetahui meski saban hari berkunjung ke pasar dan papan nama  Pasar Songgolangit terpampang di pintu masuk utama. Orang-orang lebih suka dengan sebutan nama lama yaitu Pasar Legi.

Pasar Legi ini mulai ada pada masa Temenggung Wiryodiningrat, awalnya tempat mangkalnya penjual bernung, bernung adalah kulit buah maja yang keras dan ulet tidak gampang pecah, isinya dibuang dan diberi lubang dua kemudian diberi tali, bernung ini dipakai untuk mengambil air mungkin kalau sekarang mirip timba atau ember. Dan Akhirnya pasar ini disebut pasar Mernung sebelum terkenal menjadi Pasar Legi, dan bersamaan pindahnya ibu kota kabupaten ponorogo pasar ini menjadi pasar induk, sedangkan pasar induk yang lama sampai sekarang masih hidup meski semakin sepi yaitu Pasar Pon di kota sebelah timur.

Dan Pasar legi ini ada 2 tempat, yang satu sebelah selatan belakang pos polisi (barat daya), sedang satunya lagi ada di seberangnya (tenggara) dari bundaran lampu merah perempatan Pasar legi. Dan orang jaman dulu tidak mau ribet menyebutnya, Pasar Lanang untuk pasar yang berada di belakang pos polisi ini, dan Pasar Wedok untuk pasar yang berada di seberangnya.

Ini ceritanya mengapa orang menyebut Pasar Wedok dan satunya Pasar Lanang.

[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="Pasar wedok atau pasar perempuan, bukan menjual perempuan tapi pasar ini menyediakan barang-barang konsumsi, barang dapur, urusan perempuan"]

[/caption]

[caption id="" align="aligncenter" width="504" caption="sayur mayur dan kebutuhan sehari-hari"]

[/caption]

Pasar wedok atau pasar perempuan, bukan menjual perempuan tapi di pasar ini yang dijual aneka kebutuha para ibu-ibu (para perempuan), barang-barang konsumsi, barang dapur. Kebutuhan pokok, beras, gula, ketan, minyak, sayur, ikan, daging, ayam, kelapa, dan aneka kebutuhan dapur lainya sampai alat-alat rumah tangga yang berhubungan dengan perempuan.

Pasar ini buka mulai jam 7 pagi sampai jam 5 sore, para penjual didalam pasar ini tidak membawa pulang daganganya, daganganya ditinggal dilapak masing=masing dan ditutup memakai plastik, dan pintu pasar dikunci dan dijaga ketika malam tiba.

Namun begitu pelatarannya kalau malam masih bisa buat jualan kuliner khas Ponorogo yang buka semalaman, di parkiran depan mulai barat sampai ke selatan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline