Hampir dua bulan ini pasangan Kardiman dan istrinya Watie [nama samaran, namun juga bukan Dwi Purwati] sedang uring-uringan.
Sebagai tetangga saya ndak boleh ikut campur meskipun mengetahuinya, baru kalau dimintai tolong berani memberi bantuan.
[caption id="attachment_178007" align="aligncenter" width="640" caption="Soto Daging di pasar Proliman Madiun"][/caption]
Seperti biasanya Watie belanja di lapak kelontong saya di yang ada di pasar Proliman Madiun, berbagai bahan pokok tersedia dilapak saya. Setelah membayar belanjaanya Watie langsung pulang, namun pagi itu baru sebentar pergi dia sudah kembali ke lapak saya.
"Ada yang tertinggal jeng belanjaanya? Atau ada yang belum terbeli?" tanya saya penasaran.
Watie mendekat sambil berbisik, "Duwe jamu pelangsing sing manjur....." [bhs Jawa; punya jamu pelangsing yang manjur]
Saya langsung tanggap mungkin ini yang membuat Kardiman suaminya uring-uringan, dan juga nggak salah bila Kardiman jengkel, maaf berat badan Watie hampir 1 kwintal.
Kebetulan juga bulan kemarin ada sales yang menitipkan jamu-jamuan, yang ada juga jamu pelangsing seperti yang diharapkan Watie. Kata si sales jamu ini di daerah asalnya sana [Jawa Tengah] laris dan terbukti manjur meski rasanya pahit.
Lalu saya jelaskan pada Watie untuk mencobanya, saya kasih 1 paket untuk diminum sebulan terdiri dari 3 bukus dan tiap bungkus berisi 10 saset semacam serbuk. Dan setelah membayar 300 ribu Watie pamitan dan segera pergi.
Selang 10 menitan kemudian saya kebelet pipis dan segera beranjak ke toilet diujung pasar, lorong yang saya lewati melalui 'Soto Daging'- nya Pak Pande, dan terlihat disana Watie sedang asyik menikmati soto daging dan sepiring gorengan olahan daging sapi. Tapi saya pura-pura tidak melihat.
[caption id="attachment_178008" align="aligncenter" width="640" caption="Seporsi Soto Daging dan Pasangannya"]
[/caption]