Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

M Nazarudin Pengibar Bendera Upacara 17-an di KPK

Diperbarui: 26 Juni 2015   02:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Nazarudin benar datang ke KPK tadi pagi, rencana sih mau menjadi pengibar bendera Sang Saka Merah Putih.

Dari semula yang mendapat undangan sebagai petugas pengibar, 2 laki-laki dan 1 perempuan pembawa bendera.

Undangan disebar oleh KPK jauh hari sekitar 3 bulanan lebih, kedua lelaki yang mendapat kehormatan itu adalah M Nazarudin dan Anggoro, sedangkan perempuan yang ditugasi membawa bendera adalah Nunun Nurbaeti. Dan sebagai inpektur upacara adalah Busro Muqodas, Candra M Hamzah ketugasan sebagai komandan upacara, Bibit S Riyanto juga ditugasi membaca do'a, sedangkan protokol atau pembawa acara Johan Budi.

Upacara direncanakan tanggal 18 Agustus, karena para petinggi itu pas tanggal 17-nya harus menghadiri upacara di Istana Negara.

Tanggal 18 pagi Nazarudin sudah mandi dan ganti baju mlipis, tapi kali ini nggak sarapan dulu karena katanya bulan puasa. Setelah dirasa cukup persiapannya Nazarudin berangkat diantar beberapa petugas pengawal bersenjata lengkap, maklum Nazarudin lagi naik daun.

Para wartawan dan juru photo ceprat-cepret mengambil gambarnya, kadang senyum kadang salah tingkah kelihatan grogi, maklum baru kali ini dia menjadi petugas pengibar bendera, meski katanya bulan bulan yang telah lalu Nazarudin sudah sering bertandang ke gedung KPK malah katanya intim dengan para komandan dan inpektur di KPK ini.

Namun betapa kecewanya Nazarudin ketika di lapangan upacara (KPK) petugas pengibar bendera yang lain tidak datang (Anggoro dan Nunun), wih...... gagal kiranya jadi pengibar bendera.

Kekecewaan Nazarudin ini berbuntut panjang dia diam menggerutu, tak mau lagi jadi pengibar bendera lagi, dan hal ini membuat banyak orang bingung.

Bahkan kekecewaan ini terdengar sampai Istana, entah istana senang atau sedih mendengar diamnya Nazarudin ini, mungkin senangnya nggak jadi membuat tandingan Upacara, dan sedihnya karena peserta upacara yang menunggu sudah tidak sabaran.

Oalah Din.....  kok jadi akhirnya....




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline