Entah apa yang salah dengan EYD tiba-tiba akan disempurnakan lagi, sebenarnya menurut Menteri Pendidikan yang baru Dr. Ajinatha tidak ada yang perlu lagi yang diutak-utik lagi tentang jumlah aksara yang selama ini telah berlaku.
Mungkin ini dorongan dari Parpol yang mengusung Dr. Ajinatha menjadi menteri, kalau nggak begitu mungkin basa-basi politik untuk mengalihkan isu seperti selama ini terjadi.
Menteri Pendidikan hasil Resulfe ini sangat berhati-hati dalam mengambil sikap, tak akan gegabah dalam mengambil keputusan mungkin takut malah membuat blunder seperti pentholan PKS kali ini, atau mungkin takut terjadi seperti kejadian masa lalu dimana untuk mengetahui isi kolam seorang presiden harus mengobok-obok kolam biar tahu mana yang benar-benar di pihaknya dan mana yang cuma cari makan di pihaknya.
Apasih yang membuat sang menteri gundah gulana?
Tak lain dan tak bukan karena ada desakan untuk menghapus atau menghilangkan huruf 'B' dan huruf 'H'.
Karena ke dua huruf ini yang sering merusakkan keyboard di beberapa komputer di Indonesia, dan mungkin kebetulan juga kedua huruf ini yang tool-nya rusak, mungkin keseringan di pejet. BH... BH... Berkecamuk dalam otak sang Menteri, dan mungkin ke dua huruf ini yang kelak membuat banyak kompasianer masuk neraka.
Belum lagi kelar dalam menganalisa masalah ini tiba-tiba sang menteri mendapat telephone dari koleganya yang juga dari Menteri yang sama-sama hasil resulfe, "Hai bang... Ini aku bawa aspirasi dari berbagai umat, mau nggak mau huruf 'B' dan 'H' kudu dihapus, karena gara-gara hurup ini banyak orang hamil duluan sebelum melahirkan.." teriak menteri koleganya yang tak lain H. Bain S (si onthel) yang kali ini didapuk menjadi menteri agama.
2 jam kemudian ada telephon lagi dari menteri Riset dan Teknologi , "Bisa nggak sih ngilangin huruf 'B' dan 'H'? Aku dikomplin oleh produsen notebook, karena mereka harus nanggung perbaikan produknya dianggap cacat produksi, padahal ini cuma terjadi di Indonesia." teriak Dr. Andrea Menristek yang baru.
Dr. Ajinatha semakin bingung dengan masalah ini, baru saja dilantik sudah harus ngurusi BH, padahal situasi semakin pelik mau mundur kadung keluar duwit mau maju bisa mati muda.
Oalah... Susahnya hidup di Planet Kenthir.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H