Sekitar setahun yang lalu anaknya Herry mendapat hadiah 2 anak ayam dari neneknya di kampung, kata si nenek kedua anak ayam itu betina. Si nenek berpesan pada si cucu untuk memelihara dengan baik.
Ramadhan kali ini berarti anak ayam itu sudah berumur setahun, ibarat gadis sudah mungkin sedang mekar-mekarnya, dengan rajin istri dan anak Herry memilhara 2 ekor ayam betina tersebut sesuai pesan si nenek.
Pekarangan belakang rumah Herry berpagar tinggi sehingga ayam tidak kuwatir lepas atau terbang keluar, begitu juga ayam luar tidak bisa masuk kedalam kecuali dibawa masuk.
Kemarin pagi tadi heboh karena ayam betina tersebut bertelur, yang membuat heboh karena didalam kandang tidak ada pejantan. Maka kemarahan istri Herry semakin jadi ketika si Herry malah nggak mau tahu alias berusaha nggak peduli dan terus menghindar.
Dan pagi tadi puncaknya kegaduhan rumah tangga Herry, sampai-sampai si eRTe (Amalludin) mendengar namun malah membuat si eRTe terpingkal-pingkal, namun tawa ini malah membuat marah Herry karena seminggu kemarin si eRTe datang ke pekarangan rumah Herry untuk pinjam tangga bambu untuk memperbaiki genting rumahnya.
Kegaduhan semakin meruncing ketika sudah melebar ke tetangga alias maaf mirip cinta segitiga.
Akhirnya datang bung Ajinatha yang melerai mereka dan menjelaskan tentang kemungkinan duduk persoalannya, namun masih saja ketegangan belum reda juga.
Karena geregetan bung Ajinatha menelephone mbak Della yang kebetulan lulusan sarjana perternakan, disitu mbak Della menjelaskan bahwa ayam betina bisa bertelur tanpa pejantan, contohnya dipeternakan ayamnya di kampung ada sekitar 1000 ayam tiap hari bertelur tanpa ada satupun pejantan, makanya jangan keburu buruk sangka dulu sebelum jelas duduk persoaalnnya, begitu penjelasan mbak Della.
Dan alhamdulillah keributan ayam betina bertelur tanpa pejantan ini sudah klir dengan damai akhirnya, damai ramadhanku.
gambar; mbah google, (telkomsel ramadhan)