Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

300 Reyog Dadak Merak Di Hari Jadi Kabupaten Ponorogo

Diperbarui: 18 Juni 2015   03:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

140819146823023175

[caption id="attachment_319574" align="aligncenter" width="567" caption="135 dadag merak di alun alun Ponorogo beberapa waktu yang lalu"]
[/caption]

Bangga dan haru ketika pembawa acara 'Perayaan  Purnama' mengumukan akan diadakan tarian kolosal 300 dadak merak di Alun -alun Ponorogo dalam rangka memperingati Hari Jadi Kabupaten Ponorogo, antara percaya dan tidak karena jumlahnya sebanyak itu. Tapi ketidak kepercayaan itu sirna setelah dihitung-hitung jika seluruh dadak merak se kabupaten Ponorogo ditampilkan akan mencukupi angka itu, bahkan lebih. Karena hampir tiap dusun mempunyai paguyupan seni reyog, bila dalam satu desa ada 4-6 dusun, dan bila tiap kecamatan terdiri dari 15-20 desa, tinggal mengalikan saja dengan jumlah kecamatan di kabupaten Ponorogo.

Dan tanggal 15 ini Ponorogo memberangkatkan 115 dadag yang dikirim ke silang Monas, mewakili Jawa Timur dalam gelar budaya yang akan dibuka presiden SBY.

[caption id="attachment_319575" align="aligncenter" width="567" caption="ratusan penari terlibat "]

1408191565755965936

[/caption]

Dan hal itu sudah dibuktikan waktu pemilu pilpres kemarin bisa ditampilkan 135 dadag reyog di alun alun dengan sukses dan teratur, dimana reyog tampil dengan rapi tanpa gangguan penonton, teratur dipinggir, para pecinta photograpy teratur tidak keluar masuk dalam barisan tarian, meski dengan embel-embel partai tertentu biarlah yang penting sukses penyelenggaraannya, dan ini menjadi modal awal untuk kedepannya.

[caption id="attachment_319576" align="aligncenter" width="567" caption="seni reyog jadi sumber penghidupan"]

14081916461639297516

[/caption]

Salut pada Pak Amin  (Bupati) dalam melestarikan reyog, Bupati memperkasi berdirinya gedung kesenian Bantarangin di daerah Kauman Sumoroto, tempat ini menampung pentas seni selain yang terpusat di dalam Kota, karena Grebeg Syuro terpusat di Alun-alun Kota dan diadakan pada awal bulan Muhharam, sedangkan di Bantarangin perayaan paling besar pada akhir bulan Muharam, dibuka di alun-alun dan ditutup di Bantarangin.

Sedangkan Mbak Ida (Wabub) mencanangkan bagaimana kita bisa hidup dari seni reyog, merubah pemikiran yang selama ini menghidupi seni reyog, selama ini para pemain reyog mengeluarkan uang untuk bisa dan lestarinya seni reyog. Berdirinya sekolah sekolah tari, group tari serta perkumpulan seni reyog yang sudah tertata diharapkan seni reyog bisa menghidupan atau menjadi sumber mata pencaharian untuk pekerja seni di Ponorogo.

[caption id="attachment_319579" align="aligncenter" width="567" caption="dadag merak"]

14081933051104025421

[/caption]

Pada awalnya tarian kolosal hanya ada pada saat Grebeg Syuro, dulu bulan Muharam dianggap menjadi hari jadinya kabupaten Ponorogo, tapi sekitar 12 tahunan yang lalu setelah dimusyarahkan hari jadi di tahun Masehi jatuh pada bulan Agustus, dan tahun 2014 ini bertepatan pada Hari Jadi yang 518.

Pada saat grebeg Syuro diadakan Fetifal Reyog tingkat nasional, diikuti peserta dewasa dan diakhiri dengan kirab pusaka dari Kota Lama ke Kota Baru, ini menggambarkan pindahnya pusat pemerintahan kala itu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline