Lihat ke Halaman Asli

Nanang Diyanto

TERVERIFIKASI

Travelling

[kampretjebul3] Tari Bambangan Cakil di HUT Pacitan

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1424356675322335682

[caption id="attachment_351968" align="aligncenter" width="600" caption="Tari Bambangan Cakil di Hari Jadi Pacitan tadi siang"][/caption] Pacitan, 19/02/2015

Tak sengaja siang tadi sepulang dari Trenggalek saya lewat JLS (Jalur Lintas Selatan), meski perjalanan semakin jauh 3 kali lipat, namun rasa penasaran itu membua saya nekat memutar melewati Panggul terus ke Pacitan menyusuri jalan baru yang lebar dan lumayan bagus.

Terbayar sudah rasa lelah itu ketika melihat pemandangan sepanjang jalur Trenggalek sampai Pacitan, pantai-pantai yang bersih dan perawat dan kesibukan nelayan dan petani sepanjang jalan menjadi obyek jepretan saya. Rasa gembira itu masih ditambah lagi ketika memasuki perempatan Penceng Pacitan saya oleh Polisi tidak boleh ambil lurus ke arah kota, ketika saya tanya apa penyebabnya pada polantas yang menghentikan kendaraan saya.

"Maaf jalan ke alun-alun ditutup, karena ada perayaan hari jadi silahkan mas ambil kiri kalau ke Jawa Tengah, dan silahkan ambil kanan kalau ingin ke Ponorogo." kata polisi muda itu dengan ramah.

"Matur suwun pak...." jawab saya sambil belok kanan ke arah Ponorogo, namun penasaran saya semakin jadi, saya ambil jalan pintas lewat Jl. Kanjeng Jimad (arah ke makam Kanjeng Jimad) dan belok kiri menuju alun-alun lewat jalan tikus. Dan kendaraan saya parkirkan di halaman rumah warga, dan berjalan sedikit ke alun-alun.

[caption id="attachment_351972" align="aligncenter" width="600" caption="Kera putih dengan membawa gunungan berpesta pora"]

14243574481001944318

[/caption] [caption id="attachment_351973" align="aligncenter" width="600" caption="puluhan kera putih memanggul raksasa mengganggu para kesatria dan penduduk yang beraktifitas"]

1424357593325801541

[/caption]

Untung sesampai di alun-alun acara kirab baru selesai, langsung memasuki inti tarian kolosal yang ditarikan oleh 100 an penari yang terbagi menjadi 2 yaitu penari lelaki memerankan kera putih bermuka hitam  yang menggambarkan keangkaramurkaan dan para perempuan cantik yang menggambarkan kebajikan.

Para kera itu berpesta pora menggunakan gunungan dan umbul-umbul serta mengagung-agungnya pemimpinnya dengan cara dipanggul, sementara ditempat yang saya para perempuan cantik terganggu dan akhirnya terjadi pertempuran dan para kera bisa dikalahkan, dan lari terbirit-birit. Sementara para kesatria yang diperankan perempuan-perempuan cantik itu bisa beraktifitas seperti sedia kala.

[caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Cakil, menari sangat aktraktif namun terkesan congkak dan sombong"][/caption]

Begitu tarian kolasal selesai dari arah alun-alun barat muncul Cakil dengan pakaian merah mencolok dan muka yang hitam, menari sangat aktraktif mengikuti alunan kendang dan gamelan, gerakannya lincah dan terampil, seakan dia yang paling jago, paling sakti, dan paling menang. Namun kepintarannya dibalut dengan kecongkakan dan kesombongan sehingga membuat dia takabur. Merasa lebih dari semuanya.

[caption id="attachment_351974" align="aligncenter" width="600" caption="Kesatria (bambangan), dengan halus dan lemah lembut penampilannya menggambarkan keabjikan dan keabikan"]

14243590161495580958

[/caption] [caption id="" align="aligncenter" width="600" caption="Cakil menggangu kesatria yang tengah semedi"][/caption]
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline