Lihat ke Halaman Asli

Kartu Bayi Sampai Juga di Australia

Diperbarui: 24 Juni 2015   04:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1386721276809349775

Sebagai salah satu pengguna kartu edukasi untuk Balita yang dikeluarkan oleh KartuBayi.com, saya memperhatikan perkembangan mereka, terutama selama satu tahun terakhir. Ketika beberapa hari lalu melakukan kunjungan lagi ke situs mereka, ada sesuatu yang menarik perhatian - ternyata mereka telah mengirimkan paket kartu edukasi mereka hingga ke Malaysia dan Australia. Betul-betul tidak disangka...

Kartu Edukasi untuk Anak Kartu edukasi yang diperkenalkan oleh Kartu Bayi sebenarnya bukan sesuatu yang baru di Amerika, Eropa dan Jepang. Mereka mengenalnya dengan nama flash card - sesuai dengan cara penggunaanya, yaitu dengan menunjukkan berbagai gambar, foto, huruf dan kata pada kartu secara cepat (flash) kepada anak. Metode ini cocok untuk mengembangkan potensi otak kanan pada bayi dan anak, terutama hingga mereka berusia enam tahun, yang diyakini oleh banyak para ahli sebagai rentang masa perkembangan otak kanan yang paling maksimal. Kartu Edukasi dengan Harga Terjangkau Awalnya, saya sangat heran dengan murahnya harga kartu edukasi yang ditawarkan oleh Kartu Bayi. Di beberapa toko buku ternama, saya sempat memeriksa dan membandingkan harga beberapa produk kartu (flash card) sejenis dan ternyata untuk satu seri berisikan 100 lembar kartu, harganya bisa mencapai Rp. 80.000,-. Sementara di situs KartuBayi.com, mereka menawarkan paket lengkap dengan harga hemat, hanya seharga Rp. 195.000,-, padahal isinya terdiri dari tujuh seri yang terdiri dari sekitar 500 lembar kartu. Ketika hal ini saya tanyakan dengan bagian pelayanan mereka, ternyata kunci dari murahnya harga produk mereka adalah karena mereka menggunakan strategi pemasaran langsung. Oleh sebab itulah mereka selalu mengatakan bahwa harga mereka adalah 'harga gudang' - karena ternyata memang dari gudang, mereka langsung memasarkan kartu edukasinya kepada pembeli. Faktor kedua yang membuat mereka bisa menjual kartu edukasinya dengan harga yang sangat terjangkau adalah karena mereka menggunakan kemasan yang sederhana, namun tetap nampak profesional. Pemasaran Online dan Situs Mobile Untuk melakukan pemasaran secara langsung sehingga bisa memotong berbagai biaya perantara, Kartu Bayi mengaku bahwa mereka mengutamakan strategi pemasaran online, melalui situs mereka KartuBayi.com. Mereka juga baru saja merevisi tampilan situs mobile mereka untuk pengguna smartphones dan yang sejenisnya, sehingga calon pembeli bisa mengakses situs mereka melalui telepon genggam dengan tampilan yang mudah dan praktis. Dengan pemasaran online, mereka juga dapat mengurangi pengeluaran untuk sewa toko, display dan sebagainya, sehingga harga kartu edukasi mereka bisa terjangkau oleh lebih banyak orang, begitu pemaparan pemilik Kartu Bayi, pak Farid, yang saya hubungi. Mengirim ke Seluruh Nusantara, Bahkan ke Luar Negeri Karena mereka memilih pemasaran secara langsung ke konsumen, maka proses pengemasan dan pengiriman tentu menjadi faktor yang sangat penting. "Untuk proses pengemasan, tentu saja kami sangat memperhatikannya. Kami bahkan sudah menyediakan kardus khusus yang dipesan untuk mengemas paket hemat yang berisikan lima hingga tujuh seri, yang kami sebut dengan Paket Lengkap dan Paket A", tutur pak Farid ketika saya menanyakan hal ini. Mereka pun berjanji untuk selalu mencari alternatif biaya kirim yang termurah untuk pelanggan, dengan menggunakan JNE, Tiki, ESL, maupun jasa kurir lainnya, sesuai dengan kesepakatan dengan pelanggan. "Terkadang ada pembeli yang mau ongkir (ongkos kirim) murah, waktu tidak penting. Terkadang ada juga yang mau cepat, berapapun ongkirnya dibayar", terang pak Farid lagi. "Yang jelas, kami tidak pernah mengambil keuntungan dari besarnya ongkos kirim", lanjutnya. Dengan berlandaskan pada kejujuran dalam berbisnis, serta pelayanan yang baik, Kartu Bayi telah mengirimkan paket kartu edukasi mereka ke berbagai tempat di nusantara, bahkan hingga ke Mentawai dan Nanggroe Aceh Darussalam di Sumatera, pulau Biak dan Timika di Papua, Nunukan di Kalimantan, Ternate, Kupang, dan ribuan tempat lain di seluruh Indonesia. "Bahkan, melalui pengiriman paket-paket kartu, kami jadi mengetahui berbagai tempat di negeri kita, yang jangankan mengetahui lokasinya, mendengar namanya pun sebelumnya tidak pernah...", canda pak Farid. Bahkan mereka pun telah mengirimkan kartu edukasi mereka hingga ke Malaysia dan Australia. Ketika ditanya, ternyata pembelinya adalah orang Indonesia yang tinggal di sana. "Pembeli dari Australia adalah seorang nenek yang ingin cucunya bisa berbahasa Indonesia", ujar pak Farid. Wah, hebat juga ya... Rencana ke Depan Rencana Kartu Bayi ke depan adalah terus mensosialisasikan metode belajar sambil bermain dengan menggunakan kartu edukasi, karena masih banyak orangtua yang asing dengan metode ini. Apalagi, untuk menerapkan metode ini, tentu saja peran aktif orangtua sangat diharapkan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline