Lihat ke Halaman Asli

Ini Dia Biang Kerok Kemacetan Pasar Kramat Jati!

Diperbarui: 24 Juni 2015   18:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerobak pedagang kaki lima di Kramat Jati

Kalau Anda sering melalui Jalan Raya Bogor Lama, ruas Cililitan - Hek pasti sangat berkesan bagi Anda, terutama kemacetan yang selalu terjadi di daerah pasar Kramat Jati, Jakarta Timur. Saya sendiri termasuk pengguna jalan yang sering melalui ruas jalan ini, terutama pada sore dan malam hari. Pada malam hari, kemacetan sepertinya menjadi jadwal wajib di sini. Bagaimana tidak, ruas jalan yang hanya dua lajur itu (satu lajur bahkan diambil oleh busway), sebagiannya diambil alih dan dikuasai oleh para pedagang ikan basah! Tidak cukup sampai di situ... Dalam proses 'penggelaran' lapak-lapak mereka, maka bertumpuk-tumpuk meja, kursi dan segala tetek-bengek jualan mereka diangkut menggunakan gerobak yang ditarik serta didorong oleh dua-tiga orang - dengan arah yang berlawanan dengan arus lalu lintas! Sempurna sudah penderitaan bagi kami pengendara sepeda motor (apalagi mobil)... Dan ini terjadi setiap malam! Tanpa merasa bersalah (apalagi berdosa), dengan arogan dan cueknya mereka wara-wiri dengan gerobak-gerobak tinggi besar, memakan separuh ruas jalan yang sudah tersisa satu lajur pada titik-titik tertentu. [caption id="attachment_231650" align="aligncenter" width="321" caption="Gerobak pedagang kaki lima di Kramat Jati - foto: Bung Veto, Des 2012"][/caption] Para pedagang ikan kaki lima Kramat Jati pun dengan santainya menjajakan dagangan mereka, diiringi dengan senyum dan tawa - tidak sedikit pun tampak rasa bersalah pada wajah mereka, atas penderitaan orang lain yang disebabkan oleh ulah mereka. Ampun.... [caption id="attachment_231654" align="aligncenter" width="344" caption="Pedagang ikan Kramat Jati - biang kerok kemacetan! - foto: Bung Veto, Des 2012"]

Pedagang ikan Kramat Jati - biang kerok kemacetan!

[/caption] Bagaimana hasil perdagangan mereka bisa berkah, kalau setiap malam mereka menyusahkan begitu banyak orang... Bayangkan, kalau setiap malam ribuan orang yang lewat menggerutu dan mengucapkan sumpah serapah melihat kelakuan mereka -walaupun hanya di dalam hati- apakah kira-kira ada kebaikan dalm perdagangan seperti itu? Bagaimana menurut Anda?



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline