Dear Pak Jonan,
Saya punya solusi bisa memecahkan kemacetan yang berlarut larut di jabotabek. Yaitu jalan tol dan jalan umum, makanya bila menerapkan solusi terbaru tapi murah, akan banyak kelancaran kendaraan bermotor di jabotabek. Hongkong sudah lama menerapkan solusi baru.
Akan terlampir beberapa foto attachment di email ini, kalau warna merah artinya pembatas/belokan, jika warna biru artinya pelebaran.Dan warna coklat artinya hapus taman pemisah. Ini perlu dilakukan terhadap di bawah jalan tol simatupang di pondok indah, di bawah jalan tol fatmawati (pokoknya semua di bawah jalan tol simatupang), di bawah jalan tol gatot subrabto/slipi, di bawah jalan tol ulujami/Jorr. Begitu juga atas jalan tol.
Sedangkan untuk jalan umum, mohon dilakukan semua jalan di jabotabek. Soal masalah anggaran harusnya diurusi pemda setempat. Sedangkan pembenahan jalan tol itu urusan Jasa marga,jalan umum di kota satelit diurusin developer dan jalan2 utama protokol itu urusan pemda jakarta tapi juga didanai oleh kemenhub. Tapi Kemenhub dapat "turun tangan" mendanai beberapa jalan umum di botabek bila pemda daerah terbatas biaya. Fokusnya kemenhub harus terhadap kota2 besar, kota satelit, puncak karena itu di mana tempat2 berpopulasi terbesar dan juga tempat singgah perisitrahat terpadat.
Langkah langkah bisa diambil, untuk menuntas masalah terbesar di perempatan jalan, bundaran dan di bawah jalan tol, atas di jalan tol. Begitu juga pertigaan jalan, lobby, kasir parkir dan gardu tol !! :
-Hapus rambu lampu merah di perempatan jalan, jadi dibatas jadi dua arah saja. nanti akan ada turn U di depan asal jarak yang cukup memandai untuk belokan U tidak menganggu arus kendaraan bermotor. Misalnya dikasih sekitar 100m menjelang turun U.
-Bila di jalan biasa di samping jalan tol, ada kendaraan mau belok kiri tapi ada arus kendaraan bermotor dari arah kanan. Harus dibuat pelebaran jalan setelah belok kiri agar kendaraan2 bisa akserasi sehingga sejajar mengikuti irama kecepatan kendaraan bermotor dari arah kanan. Kalau tanpanya, tentu belok kiri terus menghambat arus banyak kendaraan. Tapi di sisi kanan sebelum belok kiri, ada beton pengiring supaya arus kendaraan tidak akan bergesekan sama kendaraan mau belok kiri. lihat gambarnya jalan biasa di samping jalan tol.
- Bila bundaran jalan, sebaiknya dibatasi, karena bundaran memang biang kemacetan yang selamanya. Caranya bundaran harus dirubah bentuk yaitu turn U dan bukan mengelilingi bundaran karena tentu banyak kendaran berbagai arah saling berbenturan di bundaran. Tapi kendaran bila mau lurus harus melewati bundaran telah dibatasi penutup, tentu kendaraan harus terpaksa belok kiri dulu untuk mencari turn U. nah itu arus tetap lancar.. bukan lagi menunggu lampu rambu merah di perempatan bundaran.
-Coba lihat volume kendaraan yang berhenti di lampu rambu merah, bila lampu nyala, volume kendaraan jalan bergerombol.. nanti nemui perempatan lampu merah lagi. ya kecepatan terlalu rendah dan macet itu karena "bergerombolan". Makanya sebagai gantinya perempatan lampu rambu merah diganti dengan pembatasan dan disediakan turn U yang ada di "depan". jadi pagi2, arus kendaraan sedikit terus berlangsung.. karena tidak perlu bergerombolan..berkat tiada lampu rambu merah. Jadi volume kendaraan tetap kurang atau setengah saja melalui jalan itu. bukan volume kendaraan penuh menunggu lampu merah.
-Kalau di bawah jalan tol contohnya jalan pondok indah/fatmawati di bawah jalan tol simatupang memang selalu rutin macet karena volume kendaraan tinggi bergerombolan menunggu lampu rambu merah. makanya jalan dari arah pondok indah ke arah ciputat dibatasi pemisah jalan saja. artinya kendaraan dari pondok indah harus belok kiri untuk berputar turn U yang ada di bawah jalan tol simatupang terdekat. Jadi sudah tidak ada lagi antrian menunggu lampu rambu merah.. semua langsung dengan satu dua kendaraan tanpa harus bergerombolan.
-Jangan lupa turn U jangan kekecilan, perbesarkan 3 jalur dan dicati garis putih tiga jalur agar semua kendaraan berbelok turn U secara tertib. Tidak lupa dipasang papan larangan NGENTEM, dilarang STOP atau dilarang droplift penumpang.
-Bila ada turn U, harus dipisahkan pembatas dulu. Mohon Lihat gambar nomor 44. Itu supaya tidak ada kendaraan yang seenaknya menyerobot masuk jalur turn U, tentu akan menghambat arus kendaraan mau lurus (tidak ikut masuk turn U) dari belakang.
- Gardu tol terlalu dekat jalan raya, jika kemacetan kendaraan bermotor menunggu antrian membayar tol. tentu memanjang menghambat arus kendaraan di jalan umum. Makanya solusinya yang bisa dilakukan adalah majukan gardu tol 200M jauh dari jalan umum. Tidak akan menghambat arus. Kalau gardu ditempat sesuai ukuran kilometer, Jangan diPIKIRKAN. Tapi majukan gardu tol jadi jarak km dan harga tiket tetap sama.Kan demi kelancaran arus di jalan umum.Banyak kemacetan karena antrian kendaraan "menunggu" membayar di gardu tol.
- pintu kasir parkir mall terlalu dekat jalan umum, dimajukan lagi kalau perlu supaya antrian mobil tidak sampai jalan umum. misalnya pintu kasir parkir secukupnya dilakukan di dalam mall atau steril jalan parkir utk antrian saja demi Kenyamanan para pengunjung dan pengguna jalan umum.
-Lobby tidak boleh terlalu dekat jalan umum, di mana antrian kendaraan masuk ke mall menuju lobby. karena itu bikin antrian panjang. diusahakan peraturan agar mendesak mall2 untuk mengeserkan lobby menjauhi dari jalan umum.
-jalan menjelang mau belok kiri masuk gardu tol di jagorawi, banyak antrian kendaraan mau belok ke jalan tol simatupang di jagorawi, menyebabkan kemacetan arus kendaraan mau lurus. PADAHAL arus kendaraan di semua gardu tol di tempat itu lancar.. hanyalah banyak kendaraan melambat sedang mau belok ke gardu tol tersebut. kenapa bisa? yea itu karena kurangnya pelebaran jalan khusus untuk arus kendaraan mau belok. biar tidak menghambat arus kendaraan mau lurus. Itu juga terjadi di pintu tol cibubur, sentul, cijago ( saya lupa lihat apa pernah lewat). Kalau pelebaran jalan, kan banyak lahan milik jasa marga bisa dipake !!
begitu juga jalan tol dari merak ke jakarta ada jalan keluar tol (itu ada satu jalan umum dan dua pintu tol berupa bandara soetta dan ulujami), karena pernah kadang macet akibat truk2 berjalan pelan hanya pake satu jalur dan jalur lain diambil mobil2 ringan yang lari kencang. macet malah bisa mencapai ke pintu tol belakangnya. Warna merah digambar di peta itu adalah bukalah pembatas untuk masuk ke satu jalan tol.
-Pelebaran jalan di depan citoz untuk memperlancar arus kendaraan di R.A Kartini. Hanya satu jalan terpakai untuk kendaraan cepat, lainnya jalan itu banyak angkot2/bus berhenti seenaknya. karena turunkan memang di jalan sempit. pohon2 bisa direlokasi ke tempat lain saja.Ini untuk mendukung kelancaran kendaraan yang telah dibatasi pembatas di fatmawati sebelumnya.
-Tol ulujami tersambung dari tol simatupang ke tol bandara, tapi jika ditambahkan tersambung tol tanah abang ke tol ulujami. akan terjadi kemacetan besar. Itu akan terjadi tahun depan. Solusinya, seperti saya jelaskan, perbaiki dulu bawah dan atas jalan tol itulah menghambat arus di jalan tol.
-Masih ingat kemacetan di sepanjang jalan tol, ada belokan ke arah tanjung priok di jalan tol (mobil berada di jalan cawang gatot subrabto mau belok kiri ke arah tanjung priok).macet kan? itu karena banyak truk2 berjalan lambat memakan satu jalur sehinga dua jalur. Itu harus diberi papan tulisan bahwa truk2 HARUS tetap di jalur terkiri, jangan ambil jalur kanan untuk kendaraan2 cepat. itu biar tidak macet belok sehingga berlanjut di tol arah tanjung priok.Perlu ada papan larangan truk menyalip, jika perlu rambu yang lampu berkedip2 dan kesediaan mobil polisi.
-Sebetulnya kemacetan jalan tol bisa dikurangi bila truk2 dialihkan ke KA angkut. Misalnya Truk2 harus stop di terminal besar khusus truk2 untuk dialihkan ke KA angkut nanti menuju ke tanjung priok, bahkan melalui cikampek dan jagorawi. Jadi terminal besar truk2 bisa dibangun di ciawi, cikarang dan tangerang. Itu namanya mengurai kepadatan truk2 di jalan tol. Jadi saya usulkan truk2 itu dinasionalkan untuk bisa memakai jasa pengangkutan untuk mencapai tempat. Truk tidak bisa dimiliki satu perusahaan swasta, tapi semua perusahaan swasta pemilik truk perlu membangun satu perusahaan jasa truk terintegrasi agar semua truk bisa dipakai sangat efesien dan bisa DIBAGI untuk tujuan mana bersama. Itu tidak perlu ada truk pergi jauh 50km hanya karena membawa barang terlalu sedikit, itu harus terintegrasi. Misalnya ada perusahaan mau mengirim barang, terus ada perusahaan dekatnya juga mau mengirim. nah cukup satu truk menjemput dua atau lebih perusahaan. Itu harus dikontrol software yang mengelola pesanan dan rute mana, nanti disetujui. Rasanya PT.Multipolar Tbk di karawaci kalau tidak salah berpengalaman tentang software, bisa ditanya. Soalnya PT.Multipolar itu ada kenalan, Bapak jonan bilang saja itu tahu dari donny prasetyo. Tentu saja bidang SCC di multipolar tahu siapa biar bisa mempersiapkan solusi untuk kepentingan tersebut.
- semua truk harus menjaga identitas yang sopan, jangan ada simbol wanita yang menutupi dada, tulisan konyol bertulisan "janda saya tungguin kamu".. itu tidak akan terjadi di barat yang kebanyakan truk2 yang bersih dan sopan.
-Usahakan kalau semua dilakukan pelebaran jalan, perlu ada jalur pedestrian trotoar yang terpasang pohon2.