Lihat ke Halaman Asli

Pokemon Go Bisa Ancam Keamanan Negara? Kok Bisa?

Diperbarui: 24 Juli 2016   19:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: beritagar.id

Menanggapi ramainya pembicaraan mengenai permainan Pokemon Go, menurut saya kebanyakan pembahasan sudah terlalu melenceng dari konteks yang sebenarnya. Bahkan para pejabat sekelas Kepala BIN, Menkopolhukam, Kapolri, dan Politisi, hampir semua rata–rata mengeluarkan penyataan yang sama: melarang permainan ini di lingkungan instansi mereka.

Alasan pelarangan permainan ini adalah karena takut membocorkan dokumen negara, atau takut membocorkan titik–titik lokasi fasilitas dan markas komando negara, atau alasan keamanan negara yang lain. Saya rasa ini terlalu berlebihan. Karena menurut saya, permainan ini tidak lebih dari pengembangan penggunanan dari Google Map. Karena titik–titik lokasi penyebaran dari monster–monster yang ada di Pokemon itu sendiri menggunakan titik yang memang sudah ada di Google Map.

Titik–titik lokasi yang dimaksud, sama saja dengan check in ala Facebook atau Foursquare atau aplikasi media sosial lainnya dengan fitur serupa. Semua memanfaatkan koordinat dari aplikasi pemetaan yang serupa dengan Google Map. Kalau sekarang aplikasi ini menjadi ancaman keamanan negara, sebaiknya semua aplikasi pemetaan seperti ini dilarang juga. Toh kalau sekarang dilarang, aplikasi ini sudah tumbuh semenjak jaman Blackberry Bold mendunia, atau sekitar tahun 2009 lalu.

Mengenai masalah kebocoran dokumen atau pembocoran titik-titik fasilitas negara, yang lebih berbahaya dari Pokemon Go adalah aplikasi media sosial seperti Facebook, Foursquare atau Path dan yang sejenisnya, karena banyak yang sering kali check in, atau mempublikasikan koordinat lokasinya ke publik tanpa berpikir panjang. Contohnya, seorang tentara check in di markas militernya sambil mengambil foto markas, dan dipublikasikan di Path atau media sosial sejenis.

Pokemon Go tidak memungkinkan pengguna aplikasi untuk mengambil gambar secara otomatis. Harus ada interaksi pengguna untuk bisa mengambil gambar. Saya rasa penghubungan aplikasi ini dengan teori intelijen, sama sekali tidak masuk di akal.

Sasaran utama dari pelarangan penggunaan aplikasi ini adalah tipikal kebanyakan pengguna smartphone di Indonesia yang kurang bertanggung jawab. Pemahaman pengguna di Indonesia mengenai mana yang bisa dipublikasikan dan mana yang tidak, masih sangat rendah.

Contohnya begini. Ketika ada Pokemon yang muncul di atas meja, dan di meja tersebut ada selembar surat penting, kita pasti berusaha menangkap pokemon tersebut. Pengguna di Indonesia tidak akan merasa cukup degan hanya menangkap. Yang mereka lakukan adalah mengambil screenshot atau mengambil foto dan mempublikasikan di media sosial sebagai wujud kebanggaan. Pada mata orang tertentu, bukan Pokemonnya yang diperhatikan, tapi isi dokumen yang terpublikasi tersebut. Inilah yang berbahaya dan inilah yang dimaksud dengan mempublikasikan dokumen rahasia.

Kita tentu ingat beberapa waktu lalu, ada seseorang yang begitu diangkat sebagai anggota Badan Intelejen Negara (BIN), langsung mempublikasikan surat pengangkatannya di media sosial sebagai bukti kebanggaannya. Padahal itu adalah dokumen negara yang sangat rahasia, yang bahkan istri atau anak sendiri pun tidak boleh mengetahui.

Poin pokok pelarangan ini kalau saya lihat adalah masalah pengguna. Itulah kenapa instansi penting di negara ini memberikan imbauan untuk tidak bermain Pokemon Go. Bukan karena aplikasinya yang berbahaya dan dibuat untuk urusan intelijen, tapi karena tipikal pengguna di Indonesia yang tanggung jawabnya masih rendah, dan memungkinkan untuk membocorkan dokumen penting atau rahasia negara melalui publikasi yang berlebihan di media sosial ketika menggunakan aplikasi ini.

Mengenai kemungkinan kecelakaan yang meningkat, kita tentu masih ingat akan pelarangan penggunaan handphone ketika mengendarai kendaraan bermotor. Yang terjadi adalah, aturan ini tidak dihiraukan oleh pengguna kendaraan bermotor, dan banyak terjadi kecelakaan karena sms-an atau penggunaaan handphone di jalan. Bukan hanya untuk pengendara, pejalan kaki juga memiliki risiko kecelakaan jika menggunakan handphone tanpa memerhatikan keadaan sekitarnya. Ini lah sebenarnya yang menyebabkan kecelakaan itu.

Pengunaan handphone di jalan dalam bentuk apapun, harus memerhatikan keadaan sekitar, bukan cuma ketika bermain Pokemon Go saja. Aplikasi permainan, social media, atau apapun yang berhubungan dengan penggunaan handphone sebaiknya dilakukan dengan lebih bertanggung jawab, termasuk memperhatikan keadaan sekitar.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline