Lihat ke Halaman Asli

Gibran Hairudin

Pemula dalam menulis

Pandemi dan Tergerusnya Empati

Diperbarui: 1 Mei 2020   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(Docplayer.info)

 

Lagi-lagi, ini ulasan tentang wabah yang melanda hampir seluruh penjuru dunia. Ya, wabah Virus  Corona. Yang dalam istilah kedokteran disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV).

Virus yang pertama kali muncul di Wuhan, salah satu kota di China ini telah menyebabkan ratusan bahkan ribuan orang meninggal dunia. Suatu keadaan yang tak pernah terpikirkan, tak pernah diinginkan, terjadi begitu cepat. Dampak virus corona juga sangat berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.

Kehebohan virus corona bermula dari sebuah pasar makanan laut Huanan di Kota Wuhan. Sekitar 375 orang yang beraktivitas di pasar tersebut, terserang infeksi virus dengan gejala demam, lemas, batuk kering, dan sesak nafas. Virus ini diduga berasal dari hewan kemudian menular ke manusia melalui udara. Pasar makanan laut Huanan seluas 50.000 meter persegi itu memang terkenal dengan jual beli bahan makanan dari hewan liar. Bahkan menyediakan ular, kelelawar, hingga musang, tentu saja selain ikan, kepiting, dan udang.

Virus corona terus menjadi momok menakutkan bagi semua negara. Termasuk Indonesia. Di Indonesia sendiri, Pada awal Bulan Maret, Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama pasien yang terinfeksi virus corona. 2 Pasien yang terinfeksi virus corona merupakan Ibu & anak yang sempat melakukan kontak dengan WNA Jepang yang datang ke Indonesia.

Penyebaran virus corona di Indonesia tergolong sangat cepat menyebar. Hal ini menggambarkan ketidaksiapan pemerintah maupun masyarakat dalam mengantisipasi penyebaran virus corona ini.

Walaupun sangat minim kesigapan untuk mengantisipasi penyebaran virus corona, pemerintah telah berupaya untuk secepatnya mengambil kebijakan guna memutus rantai penyebaran virus corona.

Langkah-langkah sigap yang diambil pemerintah dari pusat hingga ke daerah-daerah masif dilakukan. Mulai dari pendistribusian dana untuk kebutuhan fasilitas alat medis, menerbitkan protokol kesehatan penanganan virus corona dan sebagainya. Berbagai langkah yang dilakukan pemerintah bertujuan semata-mata untuk mencegah dan mengobati masyarakat dari virus corona ini. 

Himbauan untuk menjaga jarak fisik dan jangan keluar rumah apabila tidak terlalu urgen pun gencar dilakukan oleh pihak petugas keamanan.

Bahkan di Jakarta telah diterapkan Pembatasan Sosial Skala Besar (PSBB) melalui Peraturan Gubernur Nomor 33 Tahun 2020 tentang pelaksanaan "Pembatasan sosial berskala besar dalam penanganan Corona Virus Disease 19 (COVID-19) di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta". Hal ini pun akan menjadi patokan bagi  Pemerintah Daerah lain untuk memutuskan rantai penyebaran virus corona di daerahnya masing-masing.

Tak bisa dipungkiri bahwa anjuran untuk stay home  maupun work from home tidak bisa direalisasikan di semua kalangan masyarakat Indonesia. Ada banyak pekerjaan yang tidak bisa dilakukan secara daring dan mau tidak mau harus tetap bekerja seperti biasanya, di luar rumah. Hal ini sudah pasti dikarenakan masalah perut dan tuntutan ekonomi. Namun selama masa pandemi, tidak sedikit para dermawan yang turut membantu membagikan kebutuhan-kebutuhan dasar kepada para pejuang jalanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline