Lihat ke Halaman Asli

Eko Nurhuda

TERVERIFIKASI

Pekerja Serabutan

Aston Villa Meniti Jalan Kembali ke Level Elite Eropa

Diperbarui: 25 Oktober 2024   10:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Para pemain Aston Villa merayakan gol ke gawang Bologna di matchday ketiga Liga Champions Eropa di Villa Park, 22/10/2024. (AFP via Getty Images)

Jangan kaget melihat tabel klasemen sementara UEFA Champions League 2024-25. Bukan tim raksasa Eropa yang tengah berada di puncak, melainkan klub semenjana Liga Inggris: Aston Villa FC.

Sebutan semenjana ini mengacu pada prestasi Villa. Di mana mereka terakhir kali meraih gelar juara pada 2008. Itupun statusnya co-winners alias juara bersama Piala Intertoto, kompetisi antarklub Eropa level tiga yang sudah tidak ada lagi.

Sebenarnya Villa berpeluang menambah koleksi trofi ketika mencapai partai final Piala Liga alias EFL Carabao Cup pada 2020. Namun Jack Grealish, cs. kalah tipis 1-2 dari klub yang kemudian merekrutnya, Manchester City.

Mundur lima tahun, Villa juga tampil di Stadion Wembley dalam laga pamungkas Piala FA. Sayang, Fabian Delph, cs. harus mengakui keperkasaan Arsenal yang membobol gawang mereka empat kali tanpa balas.

Bicara gelar juara liga, Villa bahkan sudah sangat lama tidak menjadi jagoan Inggris. The Villans terakhir kali memuncaki klasemen akhir Football League First Division, pendahulu Premier League, pada musim 1980-81 alias 43 tahun lalu.

Memasuki era Premier League, pencapaian terbaik Villa adalah runner-up musim 1992-93. Musim perdana di mana tim asuhan Ron Atkinson kalah 10 poin dari Manchester United-nya Alex Ferguson yang keluar sebagai juara.

Pendek kata, dalam setengah abad terakhir Villa hanya sekali menjuarai Liga Inggris (1980-81), dua kali menyabet trofi Piala Liga (1994 dan 1996), sekali menggondol European Cup--pendahulu Liga Champions Eropa (1981-82), serta dua kali menjadi co-winners Piala Intertoto (2001 dan 2008).

Tujuh gelar dalam rentang waktu 50 tahun tidak bisa disebut banyak. Terlebih rata-rata diraih sebelum memasuki abad 21, yakni era di mana sepak bola telah berkembang sedemikian modern.

Maka, rasa-rasanya tidak salah menyebut Villa sebagai tim semenjana. Padahal klub yang bermarkas di Villa Park ini dulunya merupakan salah satu tim elite Inggris, bahkan juga Eropa.

Bangkrut dan Tergedradasi

Status semenjana bertambah lengkap jika kita memasukkan episode tergelap dalam sejarah Villa belasan tahun lalu. Dimulai pada musim 2010-11, ketika klub menderita kerugian sebesar 53,9 juta pound.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline