Oke, ini mungkin terkesan lancang dan terlalu dini. Namun sudah sejak perhelatan Piala Asia 2023 lalu saya ingin menyodorkan sosok ini sebagai pelatih timnas, kalau-kalau PSSI pada akhirnya memecat Shin Tae-yong.
Saya sudah menyiapkan draf tulisan ini selepas Piala Asia 2023 di Qatar. Waktu itu isu terkait masa depan Shin Tae-yong mulai ramai dibicarakan, mengingat kontraknya yang segera berakhir dalam hitungan bulan.
Belakangan, desakan untuk mendepak STY semakin menggema. Diawali dari kekalahan di kandang Tiongkok, lalu kian memuncak tatkala Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyatakan siap mundur sebagai bentuk pertanggung-jawaban atas hasil-hasil buruk yang diperoleh timnas belakangan ini.
Pernyataan Erick Thohir tersebut agaknya membuat kebanyakan orang menerima kenyataan jika selama ini mereka lebih mencintai dan membela STY ketimbang timnas Indonesia. Sampai-sampai mereka tidak sadar jika sikap tersebut justru mengganggu proses dan progres yang sedang digenjot PSSI.
Kiprahnya di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 adalah contoh. Dari target 15 poin yang sejak awal dicanangkan Erick Thohir, STY hanya bisa meraup 3 angka sampai matchday kelima. Plus, timnas sempat menghuni dasar klasemen Grup C.
Ketika ada pengamat yang menilai pencapaian negatif itu dengan logika sepak bola yang logis, netizen ramai-ramai pasang badan membela STY. Penggerak utamanya seorang pengamat lain yang pernah mengaku sendiri jika dirinya tidak pernah sekalipun mengikuti Liga Indonesia dan baru mengamati timnas Indonesia sejak era STY.
Kini, peluang untuk lolos ke Putaran Keempat memang hidup kembali usai kemenangan atas Arab Saudi di Stadion GBK. Namun, menurut saya, PSSI tidak perlu ragu-ragu jika merasa perlu memberi penyegaran dari sisi kepelatihan.
Toh, tidak ada ketentuan yang mewajibkan federasi hanya boleh memecat pelatih ketika tim sedang melempem. Contohnya, federasi Arab Saudi memutus kontrak Roberto Mancini usai meraih kemenangan secara epik di kandang Tiongkok.
Lagipula sepanjang melakoni Kualifikasi Piala Dunia 2026, hanya pada laga melawan Brunei Darussalam di Putaran Pertama timnas tampil dominan baik dari segi hasil maupun permainan. Selebihnya, kecuali kekalahan di kandang Tiongkok, statistik kebanyakan pertandingan lebih didominasi lawan yang mengindikasikan dua hal: 1) performa Jay Idzes, dkk. lebih inferior sekalipun pada akhirnya keluar sebagai pemenang, 2) Shin Tae-yong hanya punya satu pendekatan di setiap pertandingan.
Jadi, sekalipun pasti bakal dihujat netizen pro-STY, PSSI berhak mengambil tindakan tegas memecat si pelatih dan menghadirkan sosok baru sebagai pendongkrak performa timnas dari sisi taktikal.